Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-penembakan di Selandia Baru, Facebook Perketat Siaran “Live”

Kompas.com - 02/04/2019, 17:30 WIB
Oik Yusuf,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bukan hanya menewaskan puluhan korban, pelaku penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru pada pertengahan Maret lalu juga menyiarkan aksi kejinya secara langsung lewat siaran video di Facebook.

Pihak Facebook yang kebobolan pun kini sedang mempertimbangkan untuk memperketat aturan penggunaan Facebook Live, demi mencegah terulangnya kejadian serupa.

Hal tersebut diungkapkan oleh Chief Operating Officer Facebook, Sheryl Sandberg dalam sebuah artikel di blog perusahaan.

“Kami tengah menimbang pembatasan soal siapa saja yang dibolehkan untuk live berdasarkan beberapa faktor. Misalnya, apakah pernah melakukan pelanggaran Community Standard sebelumnya,” tulis Sandberg.

Facebook, tambahnya, turut berupaya mengembangkan teknologi baru agar bisa mengindentifikasi video atau gambar dengan konten kekerasan, lalu mencegah peredaran konten terkait di jejaring sosialnya.

Baca juga: Facebook Hapus 1,5 Juta Video Penembakan di Selandia Baru

“Video penyerangan di Selandia Baru disiarkan secara live, tapi kebanyakan menyebar lewat re-sharing dan editing ulang yang menyulitkan sistem kami untuk memblokir,” ujar Sandberg menerangkan alasannya.

Menurut Sandberg, Facebook telah menemukan setidaknya 900 macam video yang menampilkan potongan-potongan adegan yang diambil dari video live penembakan di Selandia Baru.

Siaran live penembakan di masjid di Selandia Baru sempat ditonton sebanyak 4.000 kali sebelum dihapus oleh Facebook. Dalam waktu singkat, video penembakan tersebut beredar luas dan masif dalam platform berbagi video macam Facebook dan YouTube.

Di Facebook saja, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Reuters, Selasa (2/4/2019), sebanyak 1,5 juta video bermuatan adegan penembakan di Selandia Baru ditemukan dan dihapus dalam tempo 24 jam setelah kejadian.

Baca juga: Tiap Detik, Satu Video Penembakan Selandia Baru Diunggah ke YouTube

YouTube juga mengaku kelimpungan dengan derasnya arus unggahan video terkait penembakan di Selandia Baru ke platform video sharing miliknya.

Arus upload video penembakan di Selandia Baru disebut jauh lebih kencang dengan volume lebih banyak dibanding kejadian-kejadian serupa (penembakan masal) sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com