Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chip Ponsel dan 5G Huawei Terancam Pemutusan Lisensi ARM

Kompas.com - 24/05/2019, 11:02 WIB
Yudha Pratomo,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber The Verge

KOMPAS.com - Posisi Huawei kini semakin sulit. Setelah terancam kehilangan lisensi Android dari Google, vendor perancang chip, ARM juga dikabarkan akan meninggalkan Huawei.

ARM yang bermarkas di Cambridge, Amerika Serikat, diketahui telah menginstruksikan karyawannya untuk menangguhkan sejumlah perjanjian bisnis dengan Huawei.

Dalam sebuah laporan yang didapatkan BBC, ARM akan menghentikan seluruh kontrak aktif dengan Huawei dan anak perusahaan untuk mematuhi larangan perdagangan AS yang baru-baru ini dikeluarkan.

"ARM mematuhi pembatasan terbaru yang ditetapkan oleh pemerintah AS. ARM menghargai hubungan dengan mitra lama kami HiSilicon dan kami berharap untuk resolusi cepat tentang masalah ini," ungkap pihak ARM.

Baca juga: Google Akan Cabut Lisensi Android Smartphone Huawei

ARM sendiri adalah perusahaan perancang chip yang desainnya dijadikan sebagai dasar dari sebagian besar prosesor perangkat mobile di seluruh dunia. ARM tidak memproduksi prosesor komputer, melainkan melisensikan teknologi semikonduktornya kepada pihak lain.

Dalam hal ini, Huawei juga merupakan salah satu pelanggan lisensi semikonduktor yang dikeluarkan ARM. Prosesor Kirin merupakan salah satu dari chip yang juga menggunakan rancangan ARM sebagai dasar pembuatan.

Dikutip KompasTekno dari The Verge, Jumat (24/5/2019), meski ARM tercatat dimiliki oleh perusahaan asal Jepang yakni Softbank, ARM merancang desain chipnya di wilayah Amerika Serikat, sehingga mau tak mau ARM pun harus mengikuti aturan ini.

Baca juga: Huawei Masuk Blacklist Amerika Serikat

Seorang analis mengatakan bahwa hal ini menjadi pukulan telak bagi bisnis Huawei.

Ia mengatakan kebijakan tersebut akan sangat mempengaruhi perusahaan dalam mengembangkan chip Kirin yang juga dibangun berdasarkan rancangan ARM. Selain itu rancangan ARM juga banyak digunakan pada BTS 5G termasuk milik Huawei.

Keputusan ini membuat pihak Huawei angkat bicara. Meski dalam posisi yang sulit, Huawei optimistis kondisi ini akan dapat segera diselesaikan. 

"Kami menghargai hubungan dekat kami dengan mitra, tetapi menyadari tekanan dari beberapa di antara mereka, sebagai akibat dari keputusan yang bermotivasi politik," kata juru bicara Huawei dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Cari Pengganti Google Play Store, Huawei Lirik Aptoide

Dengan dicabutnya linsensi dari ARM, Huawei akan kesulitan untuk melanjutkan pembuatan prosesornya sendiri yang menggunakan desain ARM.

"Kami yakin situasi ini dapat diselesaikan dan kami tetap memprioritaskan untuk terus memberikan teknologi dan produk kelas dunia kepada pelanggan kami di seluruh dunia," pungkas Huawei.

Update: PR Manager Huawei Indonesia Bianca Resita Djemat menyampaikan bahwa Huawei telah memperoleh lisensi permanen untuk arsitektur ARMv8 sehingga dapat sepenuhnya mendesain prosesor ARM secara independen. Pengembangan chip Huawei pun disebutnya akan berlanjut di masa depan, terlepas dari faktor-faktor eksternal.

Berikut pernyataan lengkap dari Huawei Indonesia:

Huawei telah memperoleh lisensi permanen untuk arsitektur ARM8. ARM8 adalah set instruksi ARM 32/64-bit. Prosesor saat ini adalah produk dari set instruksi ini.

Huawei menekankan bahwa Huawei dapat sepenuhnya mendesain prosesor ARM secara independen,  dan melengkapi hak kekayaan intelektual, dan serta dapat mengembangkan proses ARM secara independen untuk jangka panjang, terlepas dari lingkungan eksternal.

Dengan kata lain, bahkan jika ARM nantinya tidak dapat mengotorisasi instruksi ARM diatur di bawah tekanan tertentu, Huawei tidak akan terpengaruh.

Tidak ada blokade secara teknis,  dan penelitian serta pengembangan chip Huawei akan berlanjut di masa depan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Verge



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com