Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Ponsel 5G Diprediksi Mencapai 1,9 Miliar Unit di 2023

Kompas.com - 09/07/2019, 15:10 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber Digitimes

KOMPAS.com - Tahun ini, beberapa ponsel 5G memulai debutnya di pasar komersil. Sebut saja Samsung Galaxy S10, Oppo Reno, atau Xiaomi Mi Mix 3. Beberapa vendor lain diperkirakan akan menyusul dan menelurkan lebih banyak produk dengan konektivitas 5G.

Firma riset pasar Canalys memprediksi pada tahun 2023 akan ada 800 juta unit ponsel 5G. Pangsanya 51,4 persen dari total pengapalan smartphone dan akan melampaui persentase pengapalan 4G pada tahun tersebut.

Bahkan, laju pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) antara tahun 2019 dan 2023 akan mencapai 179,9 persen. Canalys memprediksi, secara keseluruhan, total pengapalan smartphone 5G antara tahun 2019 hingga 2023 akan mencapai 1,9 miliar unit.

Baca juga: Dari Samsung Hingga Oppo, Ini Deretan Ponsel 5G yang Hadir di 2019

China diproyeksikan akan menjadi pasar ponsel 5G terbesar dengan porsi pengapalan mencapai 34 persen, disusul oleh wilayah Amerika Utara sebesar 18,8 persen, dan Asia Pasifik 17,4 persen.

Proyeksi pengapalan global smartphone 5G hingga tahun 2023 oleh Canalys.Canalys Proyeksi pengapalan global smartphone 5G hingga tahun 2023 oleh Canalys.

Canalys menyebutkan percepatan adopsi ponsel 5G tidak terlepas dari inisiatif pemerintah China dalam mengakselerasi pengembangan jaringan 5G di negaranya.

"Ada sejumlah fenomena dalam diskusi 5G di MWC Shanghai tahun ini, di mana lisensi 5G China diberikan setahun lebih awal dari rencana," jelas VP of Mobility Canalys, Nicole Peng.

Baca juga: Huawei Klaim Tetap Kuasai 5G Dunia meski Masuk "Blacklist"

"Peran pemerintah China dan investasi bersama yang terstruktur dari operator dan pemasok perlengkapan menjadi hal yang penting dalam peluncuran komersil yang lebih cepat," lanjut Peng, dilansir KompasTekno dari TechCrunch Selasa (9/7/2019).

Diramalkan, pada tahun 2020 mendatang, 17,5 persen smartphone yang dikapalkan ke China akan berteknologi 5G. Canalys memperkirakan angka ini akan melonjak menjadi 62,7 persen pada tahun 2023.

Banyak bukan berarti merata

Selain peran pemerintah, menurut Peng, kapabilitas keuangan dari para operator seluler dan banyaknya vendor smartphone asal China yang meluncurkan ponsel 5G, membuat penetrasinya semakin agresif.

Namun, Peng mengatakan adopsi ponsel 5G yang masif tidak serta merta membuktikan bahwa penyebaran 5G sudah merata.

Baca juga: Kominfo Belum "Kebelet" Gelar 5G di Indonesia

"Penyebaran 5G secara menyeluruh akan memakan waktu cukup lama dan akan lebih kompleks dibanding generasi sebelumnya (4G), demi mewujudkan benefit jaringan 5G melalui layanan seluler enhanced Mobile Broadband (eMBB)," jelas Peng.

Selain itu, kata Peng, ongkos penyebaran 5G cukup mahal. Operator global akan semakin tertekan, apalagi setelah mengalami penurunan pendapatan dan persaingan harga dengan operator jaringan virtual mobile (Mobile Virtual Network Operator).

Investasi 5G oleh para operator di China akan mencapai 5 miliar dollar AS (Rp 70,5 triliun). Analis dari Canalys, Mo Jia mengatakan sekitar 70.000 hingga 90.000 base tranceiver station (BTS) 5G akan dibangun di China.

Baca juga: Ericsson: Jaringan 5G Bisa Bikin Operator Hemat 10 Kali Lipat

"Di antara tiga operator, China Mobile akan memperluas keuntungan pasarnya dengan memperbesar basis pengguna dan memperkuat finansialnya," jelas Jia.

Tiga operator yang telah siap dengan jaringan 5G tersebut juga bekerja sama dengan vendor lokal seperti Huawei, Oppo, Xiaomi, dan ZTE. Samsung juga disebut akan memanfaatkan kerja sama dengan operator di China untuk kembali merajai pasar di sana.

Sementara, pengguna iPhone di China harus menunggu agak sedikit lebih lama dikarenakan sang pabrikan belum meluncurkan produk 5G.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Digitimes


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com