Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Vivo Tingkatkan Produksi Smartphone di Indonesia

Kompas.com - 16/12/2019, 10:00 WIB
Putri Zakia Salsabila ,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vivo menyatakan bakal menambah kapasitas produksi ponsel di Indonesia, dari ratusan ribu unit menjadi jutaan unit. Kenaikan permintaan terhadap smartphone Vivo di Indonesia menjadi alasan vendor smartphone ini untuk menambah kapasitas produksinya.

Kenaikan angka pangsa pasar Vivo menjadi indikasi meningkatnya minat konsumen pada smartphone Vivo. Ini terungkap dari laporan dua firma riset internasional, Canalys dan IDC.

"Ekspansi pabrik untuk meningkatkan kapasitas produksi, Vivo lakukan sebagai jawaban atas tantangan demand produk yang semakin tinggi," ujar Senior Brand Director Vivo Indonesia Edy Kusuma, ketika dihubungi KompasTekno, Senin (16/12/2019).

Kapasitas produksi pabrik Vivo di Indonesia pada 2019 ini diklaim telah mencapai ratusan ribu unit. Sementara dengan ekspansi pabrik dan karyawan, target produksi pada 2020 dikatakan mencapai jutaan unit.

Pabrik Vivo di Indonesia sendiri berada di Cikupa, Tangerang, Banten yang dibangun sejak 2016. Pabrik itu menjadi salah satu dari tiga pabrik Vivo terbesar di dunia, selain China dan India.

Smartphone-smartphone Vivo yang diproduksi di Indonesia juga telah memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), contohnya adalah Vivo S1 Pro yang kandungan lokalnya diklaim mencapai 32 persen.

Seperti disebut di atas, peningkatan kapasitas produksi ini menjawab permintaan pasar yang terus meningkat. Diketahui, dua firma riset pasar, Canalys dan IDC menyebut pengiriman smartphone Vivo di Indonesia mengalami peningkatan.

Firma riset Canalys menyebutkan dalam riset Canalys Pulse Market Smartphone in Q3 2019, pengiriman smartphone Vivo naik sebesar 74 persen, dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu.

Vivo tercatat melakukan pengiriman ponsel 1,9 juta unit pada kuartal III tahun ini. Sebelumnya pada kuartal III-2018, jumlah pengiriman ponsel Vivo di Indonesia adalah 1,1 juta unit.

Baca juga: Jadi Vendor Ponsel Nomor Dua di Indonesia, Ini Kata Vivo

Sementara firma riset IDC menempatkan Vivo di peringkat ke-2 dari lima vendor smartphone di Indonesia sebagai penguasa pasar Indonesia pada kuartal tiga 2019. Vivo berhasil mengungguli Samsung dan hanya berada satu peringkat di bawah Oppo.

Produsen ponsel ini mendapat kenaikan pangsa pasar sebesar 5,8 persen, dari 17 persen pada kuartal II-2019 menjadi 22,8 persen di kuartal tiga tahun ini.

Jika dilihat dari data year on year, pengiriman ponsel Vivo di Indonesia tercatat naik hingga dua kali lipat atau lebih dari 100 persen.

Pada kuartal III-2018 lalu, IDC mencatat pangsa pasar Vivo di Indonesia ,berdasar jumlah pengiriman, sebesar 11 persen. Kini pada kuartal III-2019, pangsa pasar Vivo di Indonesia mencapai 22,8 persen.

Kenaikan permintaan smartphone Vivo antara lain dipicu oleh jumlah seri smartphone yang bertambah. Pada 2018 lalu, Vivo hanya memiliki dua seri ponsel di Indonesia, yakni V-series dan Y-series saja.

Namun, pada 2019 ini, Vivo mulai meluncurkan lini Z-series dan S-Series dengan segementasi anak muda.

Baca juga: Deretan Inovasi Teknologi yang Membawa Vivo Jadi Kedua Terbesar di Indonesia

Selain dengan ekspansi pabrik dan penambahan karyawan, Vivo juga mengklaim bakal meningkatkan kualitas purna jual unit yang lebih baik. 

"Sertifikasi global sebagai standar produksi Vivo bukan hanya membuat Vivo dapat menghadirkan produk yang dibuat di Indonesia, tapi juga memiliki kualitas yang teruji dengan jaminan purna-jual yang terus kami tingkatkan,” ujar Edy Kusuma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerbit 'GTA 6' PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Penerbit "GTA 6" PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Game
TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com