Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Pemerintah Pakai Aplikasi Zoom untuk Meeting, Amankah?

Kompas.com - 30/03/2020, 09:01 WIB
Conney Stephanie,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan aktivitas dari rumah, banyak orang yang menggunakan aplikasi video conference, seperti Zoom sebagai media untuk berkoordinasi dari jarak jauh.

Pasalnya, aplikasi ini dapat menjadi sarana tatap muka untuk berbagai keperluan, seperti meeting antar rekan kerja dan pembelajaran siswa sekolah.

Bahkan Presiden Joko Widodo pun juga mengoptimalkan media video conference ini untuk melakukan koordinasi dengan para pejabat pemerintah lainnya.

Baca juga: Ini Software dan Kamera yang Dipakai Jokowi untuk Rapat Jarak Jauh

Seperti yang dilakukan pada Senin (16/3/2020) lalu, Presiden Joko Widodo menggelar rapat dengan sejumlah menteri melalui video conference.

Rapat dengan para pejabat negara dalam konferensi video tersebut dilakukan demi mencegah penyebaran virus Covid-19.

Amankah video conference?

Namun apakah aplikasi Zoom ini bisa dinilai aman untuk digunakan sebagai sarana melakukan meeting oleh pejabat pemerintah?

Saat dihubungi KompasTekno, pekan lalu, pakar keamanan siber Alfons Tanujaya mengatakan bahwa para pembuat aplikasi sebenarnya sudah menerapkan perlindungan keamanan di dalam produk-produknya.

"Pada umumnya   sudah menjadi perhatian aplikasi,apalagi yang berbayar seperti Zoom, Go To Meeting, Blue Jeans, Microsoft team, bahkan aplikasi yang gratisan seperti Skype, Google Hangouts dan Cisco Webex juga dapat diandalkan," ujar Alfons.

Baca juga: Alasan Zoom Banyak Dipakai untuk Rapat hingga Kuliah dari Rumah

Karena itu, Alfons beranggapan bahwa aplikasi Zoom yang belakangan populer untuk video conferencing pun masih aman dan efisien. Sebab, ada mekanisme proteksi yang sulit ditembus.

"Tergantung keperluannya, kalau hanya untuk meeting koordinasi yang nantinya juga akan terbuka untuk umum, rasanya Zoom cukup efisien dan memiliki enkripsi yang baik dan sulit di-decrypt, sekalipun bisa disadap," tuturnya.

Sementara, untuk keperluan yang menyangkut hal rahasia, apalagi rahasia negara, Alfons menyarankan agar lebih berhati-hati dan tidak sembarangan menggunakan aplikasi dari negara lain.  

"Kalau untuk VVIP seperti Presiden, Menteri Pertahanan, BIN atau data Top Secret memang lain treatment-nya," ujar Alfons.

Tiga perhatian untuk konferensi rahasia

Lebih lanjut, Alfons menjelaskan setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan apabila ingin melakukan video conference untuk membahas topik penting yang dianggap sebagai rahasia, yakni sebagai berikut.

Baca juga: Produk Google yang Dapat Dipakai Gratis untuk Belajar dari Rumah

1. Saat video conference dilakukan secara real time, pastikan datanya tersalur melalui jalur internet yang sudah diamankan dengan enkripsi.

2. Untuk menyimpan percakapan video, tidak disarankan disimpan di komputer, melainkan pada server yang terlindung dan diamankan dengan multi factor authentication.

3. Data komunikasi melalui kabel tembaga masih rawan disadap, data radiasi layar video conference secara teknis masih bisa disadap dengan alat khusus dari jarak yang cukup jauh mencapai ratusan meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com