Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Berantai di WhatsApp Turun 70 Persen Setelah Dibatasi

Kompas.com - 29/04/2020, 14:02 WIB
Reska K. Nistanto,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aplikasi pesan instan WhatsApp mulai membatasi pesan yang diteruskan (forward) sejak awal April lalu. Tujuannya adalah untuk mengurangi penyebaran pesan hoaks.

Kini, dua minggu setelah menggulirkan update tersebut, WhatsApp mengklaim penurunan jumlah pesan yang diteruskan mencapai 70 persen.

WhatsApp sendiri menganggap pesan yang diteruskan lebih dari lima kali sebagai pesan yang wajib diwaspadai sebagai hoaks, dengan menandainya sebagai "highly forwarded message".

Baca juga: Hari Ini, Video Call 8 Orang di WhatsApp Sudah Bisa Digunakan

Pesan seperti itu ditandai dengan ikon panah ganda di pojok kiri atas chat bubble, dan kini hanya bisa diteruskan ke satu obrolan dalam satu waktu, turun dari jumlah sebelumnya sebanyak lima kontak dalam satu waktu.

"Sejak menerapkan pembatasan ini, jumlah pesan yang diteruskan turun 70 persen secara global," tulis WhatsApp, dikutip KompasTekno dari The Next Web, Rabu (29/4/2020).

"Perubahan ini membantu WhatsApp sebagai tempat untuk percakapan personal dan privat," lanjut mereka.

Baca juga: Kurangi Misinformasi, Penerusan Pesan Berantai di WhatsApp Dibatasi

Sebelumnya, pada 2018 lalu WhatsApp mulai membatasi pesan yang di-forward hanya bisa ke lima kontak sekaligus. WhatsApp mengklaim jumlah pesan terusan yang dikirim menurun 25 persen saat itu.

Pembatasan jumlah forward menjadi hanya sekali itu dilakukan WhatsApp sejak banyaknya laporan dari pengguna di India, tentang pesan-pesan cara menangani virus Covid-19, yang tidak terbukti secara medis.

WhatsApp sendiri juga sadar bahwa tidak semua pesan yang diteruskan itu negatif, ada juga pesan-pesan positif seperti informasi yang berguna, video-video lucu, meme, serta doa atau harapan.

Baca juga: Apa Kabar Iklan di WhatsApp, Batal?

Namun, dalam posting di blog resminya, WhatsApp mengaku melihat meningkatnya pesan yang menurut penggunanya mengkhawatirkan, dan bisa menyebarkan misinformasi.

"Penting untuk memperlambat penyebaran pesan-pesan seperti itu," tulis WhatsApp.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com