Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Algoritma Instagram Lebih Suka Foto-foto "Terbuka"

Kompas.com - 18/06/2020, 07:57 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekelompok peneliti gabungan dari AlgorithmWatch dan European Data Journalism mempublikasikan temuan barunya soal cara kerja algoritma penyaji konten di Instagram.

Menurut penelitian mereka, algoritma Instagram ternyata lebih menyukai foto orang yang lebih "terbuka" alias berpakaian minim sehingga banyak menampilkan tubuh. Foto dengan subyek semacam ini lebih sering muncul di linimasa pengguna.

Riset dilakukan dengan melibatkan 26 relawan yang diminta untuk memasang aplikasi ekstensi di browser untuk membuka homepage Instagram secara rutin dalam interval waktu tertentu.

Baca juga: Ambil Foto Milik Orang Lain dari Instagram Kini Wajib Izin

Para relawan kemudian diminta untuk mengikuti (follow) akun sejumlah kreator konten profesional yang memanfaatkan Instagram untuk beriklan atau menarik klien baru.

Hasilnya, dari 2.400 foto yang diunggah kerator, sebanyak 362 atau 21 persen di antaranya menampilkan sosok pria bertelanjang dada atau wanita yang mengenakan bikini atau pakaian dalam.

Semula, para peneliti menduga kalau hasil tersebut hanya kebetulan dan algoritma Instagram tidak benar-benar meprioritaskan jenis konten tersebut.

Namun setelah diteliti lebih jauh, linimasa para relawan tetap menunjukan hasil yang sama. Sebanyak 30 persen bersisi foto "terbuka". Wanita berpakaian minim memiliki peluang 54 persen lebih tinggi untuk ditampilkan di feed, sementara pria bertelanjang dada 28 persen.

Sebaliknya, foto berisi makanan atau pemandangan disebut memiliki peluang 60 persen lelbih rendah untuk ditampilkan di linimasa.

Baca juga: Instagram Akan Mulai Tayangkan Iklan di IGTV

Nicolas Kayser-Bril, reporter AlgorithmWatch, meyakini bahwa algoritma Instagram menjadi berlaku seperti itu akibat kebiasaan pengguna tertentu.

"Sebagian kecil pengguna Instagram melihat platform tersebut sebagai sumber gambar soft porn dan perilaku mereka mungkin dihimpun oleh sistem machine learning, diamplifikasi, dan gambar telanjang disebar ke semua pengguna, begitu seterusnya," kicaunya di Twitter.

Cara kerja algoritma ini bisa memacu kreator konten, khususnya wanita, untuk menarik lebih banyak audience dengan mengunggah foto "terbuka".

Sanggahan Facebook

Kendati demikian, para peneliti mengakui bahwa bias terhadap gambar-gambar terbuka ini tak ditemukan di sebagian relawan. Mereka menduga bahwa algoritma Instagram memang mendorong konten semacam itu, tapi efeknya bisa berbeda untuk tiap orang.

Baca juga: Instagram Sudah Bisa Video Call hingga 50 Orang

Mereka menambahkan bahwa sulit untuk menarik kesimpulan yang konkret tanpa akses data internal dan server yang dimiliki Facebook selaku empunya Instagram. Para peneliti berniat lebih lanjut menelaah cara kerja algoritma dengan merekrut lebih banyak relawan.

Facebook sendiri telah menyanggah hasil temuan penelitian itu mengenai algoritma di Instagam. Menurut Facebook, para peneliti tidak memahami cara kerja yang sebenarnya dari media sosial tersebut.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com