Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Fugaku, Komputer Tercepat di Dunia dari Jepang

Kompas.com - 26/06/2020, 09:04 WIB
Oik Yusuf,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Amerika Serikat dan China selama ini bergantian memegang predikat sebagai pemilik supercomputer terkencang di dunia.

Belakangan, gelar tersebut beralih ke Jepang lewat sebuah komputer super bernama Fugaku.

Fugaku yang berada di Kota Kobe dibangun oleh Fujitsu Limited dan institut riset Riken Center for Computational Science.

Fugaku berada di posisi teratas di urutan komputer super terkencang di dunia, Top500. Dalam bahasa Jepang, nama "Fugaku" memiliki arti sebagai "gunung Fuji".

Fugaku juga memuncaki ranking HPCG yang menyusun daftar komputer super terkencang berdasarkan performa AI, serta peringkat Graph 500 yang mengukur kinerja sistem berdasarkan kinerja dalam menangani pengolahan data.

“Ini merupakan kali pertama dalam sejarah di mana sebuah supercomputer duduk di urutan pertama Top500, HPCG, dan Graph 500 dalam waktu bersamaan,” sebut pihak institut Riken dalam sebuah posting di laman web resminya.

Dalam peringkat Top500, Fugaku mencatat skor LINPACK sebesar 415,53 Petaflops, jauh lebih tinggi dibandingkan pesaing terdekatnya asal AS, Summit, yang mencatat 148,6 Petaflops. Untuk benchmark HLP-AI yang digunakan di HPCG, skornya 1,421 Exaflops.

Sementara, di Graph 500, nilainya 70.980 gigaTEPS, jauh di atas supercomputer TaihuLight asal China yang berada di urutan kedua Graph 500 dengan skor 23.756 gigaTEPS.

Sebagai supercomputer, tak mengherankan jika Fugaku memiliki ukuran yang besar dan membutuhkan tempat yang luas.

Dibutuhkan tempat seluas 1.920 meter persegi atau kira-kira sebesar empat lapangan basket untuk menampung keseluruhan rangkaian Fugaku.

Supercomputer ini memiliki hampir 7,3 juta core prosesor ARM yang berjalan dengan kecepatan 2,2 GHz, berikut memori 4,85 petabyte.

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari New York Times, Jumat (26/6/2020), Fugaku kini digunakan untuk membantu riset terkait wabah Covid-19, termasuk dalam hal diagnosa, penanganan, serta simulasi penyebarannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com