Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Unilever, Giliran Microsoft Berhenti Beriklan di Facebook

Kompas.com - 02/07/2020, 18:31 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber Axios

KOMPAS.com - Bisnis iklan Facebook kian tergerus. Setelah ditinggal Unilever, Coca-cola, Adidas, dan beberapa besar perusahaan lain, kini giliran Microsoft yang mengonfirmasi akan menghentikan penayangan iklannnya di Facebook dan Instagram

Perusahaan software raksasa ini sebenarnya sudah menangguhkan iklan di Facebook dan Instagram mulai bulan Mei lalu di Amerika Serikat. Namun kini, Microsoft memperluasnya hingga ke ranah global,setidaknya hingga Agustus mendatang.

Baca juga: Coca-cola dan Unilever Setop Beriklan di Facebook, Mark Zuckerberg Rugi Rp 103 Triliun

Kendati demikian, Microsoft berdalih bahwa kebijakan penangguhan iklan di Facebook bukan hanya "meramaikan"' aksi boikot iklan Facebook seperti yang dilakukan perusahaan besar lain. 

Microsoft beralasan keputusan ini didasari kekhawatiran jika iklan mereka muncul di konten tidak pantas. "Yakni konten ujaran kebencian, pronografi, terorisme," kata CMO Microsoft, Chris Capossela tanpa mencontohkan konten mana yang dimaksud.

Tergantung langkah Facebook

Capossela mengatakan saat ini Microsoft sedang dalam diskusi dengan para petinggi Facebook dan Instagram tentang bagaimana upaya yang harus dilakukan agar Microsoft bisa kembali beriklan.

Kembalinya iklan Microsoft ke Facebook dan Instagram, kata Capossela, bergantung pada langkah positif yang dilakukan Facebook dan Instagram. Ini bukanlah pertama kalinya Microsoft menyetop iklan ke sebuah platform media sosial.

Sebelumnya, perusahaan yang bermarkas di Redmond, Washington, AS tersebut juga pernah menangguhkan iklan ke Youtube dengan alasan yang sama. Namun Microsoft sudah mulai beriklan kembali ke platform berbagi video itu.

"Pengalaman kami menunjukkan bahwa cara paling berdampak untuk menghasilkan perubahan jangka panjang adalah melalui dialog langsung dan tindakan yang berarti dengan mitra media kami, termasuk penangguhan dollar," kata Capossela.

Baca juga: Facebook Pecat Karyawan yang Protes Kebijakan Zuckerberg soal Unggahan Trump

Menurut informasi yang dihimpun KompasTekno dari Axios, Kamis (2/7/2020), pada tahun 2019 Microsoft membelanjakan 115 juta dollar AS atau Rp 1,6 triliun untuk beriklan di Facebook, berdasarkan riset perusahaan analis iklan Pathmatics.

Bisnis iklan Facebook terseok lantaran sederet perusahaan besar bergabung dalam aksi boikot iklan di Facebook. Dilaporkan, sejumlah koalisi hak asasi manusia (HAM), termasuk Anti-Defamation League (ADL) dan NAACP, menyuarakan kampanye #StopHateforProfit.

Kampanye ini mendorong perusahaan besar untuk menangguhkan atau membatalkan iklan di Facebook. Para pengiklan kompak ingin Facebook mengambil langkah tegas untuk memberangus konten berisi ujaran kebencian, rasisme, dan mendukung kekerasan.

Facebook dibanjiri kritikan

Nick Clegg, VP Global Affairs and Communications, Facebook, mengakui bahwa perusahaannya dibanjiri kritikan dalam beberapa minggu terakhir, karena membiarkan unggahan kontroversial Presiden Donald Trump yang dianggap mengglorifikasi kekerasan.

"Saya ingin menegaskan secara jelas, Facebook tidak memperoleh keuntungan dari kebencian," kata Clegg dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno.

Baca juga: Facebook Peringatkan Pengguna Saat Akan Share Berita Lawas

Halaman:
Sumber Axios


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com