Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aplikasi Napas Ukur Kualitas Udara Jabodetabek "Real-Time"

Kompas.com - 23/09/2020, 17:48 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aplikasi pengukur kualitas udara Nafas resmi diluncurkan. Aplikasi buatan Nafasaria Pte.Ltd ini bisa mengukur kualitas udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya secara real-time.

Dalam keterangan di aplikasinya, Nafas bekerja sama dengan Airly untuk menanamkan 45 sensor kualitas udara yang tersebar di Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bogor.

Sensor tersebut bisa menahan panas, kelembaban, dan hujan di iklim tropis seperti Indonesia.
Sensor Airly PM2.5 yang dirancang dan diproduksi di Eropa, terbuat dari bahan stainless steel yang khusus dipasang untuk luar ruangan.

Baca juga: Aturan Baru Google untuk Tendang Aplikasi Penguntit dari Play Store

Sensor tersebut bertugas untuk mengukur berbagai polutan di udara, mengukur suhu, tekanan barometrik, kelembaban, dan tiga jenis particulate matter (PM), yakni PM1, PM2.5, dan PM10.

Beberapa fitur di aplikasi Nafas Indonesia yang menampilkan kualitas udara secara real-time, daftar kualitas udara di wilayah Jabodetabek, dan blog berisi artikel tentang kesehatan udara.Nafas Indonesia Beberapa fitur di aplikasi Nafas Indonesia yang menampilkan kualitas udara secara real-time, daftar kualitas udara di wilayah Jabodetabek, dan blog berisi artikel tentang kesehatan udara.

Nantinya, masing-masing titik lokasi sensor akan merekomendasikan aktivitas dan gaya hidup yang sebaiknya dilakukan berdasarkan kualitas udara saat itu. Selain itu, aplikasi juga akan menampilkan daftar kualitas udara dari beberapa kota untuk dibandingkan.

Aplikasi Nafas juga akan memberikan notifikasi apabila kualitas udara memburuk. Lokasi dengan kualitas sangat buruk akan ditandai dengan warna merah dengan keterangan "tidak sehat" dan imbauan untuk menyalakan air purifier atau pembersih udara di dalam rumah.

Sementara lokasi dengan kualitas cukup buruk akan ditandai warna oranye pekat dengan keterangan "tidak sehat" dengan imbauan untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan.

Lokasi dengan kualitas udara sedang ditandai kuning dengan keteragan "moderate". Wilayah dengan kualitas udara bagus akan ditandai dengan warna hijau.

Sayangnya, tanda itu tidak ada saat KompasTekno coba mengecek di daerah Jakarta Selatan, yang artinya tidak ada kualitas udara yang baik di daerah tersebut.

Masing-masing wilayah akan ditandai sesuai dengan kualitas udara saat itu. Nafas Indonesia Masing-masing wilayah akan ditandai sesuai dengan kualitas udara saat itu.

Masing-masing keterangan tersebut juga dilengkapi dengan air quality index atau indeks kaulitas udara (AQI) dan PM2.5.

Baca juga: Tak Perlu Ganti Aplikasi Gojek Saat ke Singapura, Thailand, dan Vietnam

Sebagai informasi, dirangkum dari situs departemen kesehatan New York, PM2.5 menjadi acuan untuk mengukur kadar polutan di udara.

PM2.5 merupakan partikel kecil atau droplet berukuran 2,5 mikron atau lebih kecil yang bisa mengurangi jarak pandang dan menyebabkan udara tampak samar saat level tinggi. Bagi kesehatan, PM2.5 akan masuk ke dalam sistem pernapasan dan mencapai paru-paru.

Dalam jangka pendek, partikel-partikel halus akan menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorokan dan paru-paru, batuk, bersin, pilek, dan sesak napas.

Di dalam aplikasi juga tersedia artikel dan konten yang membantu menambah wawasan pengguna terkait dampak kualitas udara di lingkungan sekitar.

Aplikasi Nafas sudah bisa diunduh lewat toko aplikasi Google Play Store maupun App Store.
Menurut informasi di Play Store, aplikasi yang diumumkan 22 September ini sudah diunduh lebih dari 100 kali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com