Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye "Jari Pintar ABC", Cara WhatsApp Melawan Hoaks

Kompas.com - 19/11/2020, 17:45 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hoaks, misinformasi, dan disinformasi masih menjadi momok media sosial di dunia, termasuk Indonesia. Untuk memerangi ketiga hal tersebut, WhatsApp meluncurkan kampanye "ABC".

Kampanye ini diluncurkan untuk memberi edukasi dan literasi digital kepada pengguna. ABC merupakan singkatan dari tiga langkah untuk melawan hoaks, yakni "Amati konten pesan", "Baca sampai habis", dan "Cek sumber informasi".

"Kami tahu isu misinformasi dan hoaks ini sangat sulit diatasi, tapi kami ingin membuatnya lebih mudah bagi orang-orang, untuk memberi tahu bahwa mereka punya kemampuan untuk menavigasi isu ini," kata Sravanthi Dev, Direktur Komunikasi WhatsApp Asia Pacific dalam konferensi pers virtual, Kamis (19/11/2020).

Kampanye ini juga dikemas dengan cara unik yakni dengan meluncurkan sebuah jingle dan tantangan tarian. Untuk membumikan kampanye melawan hoaks ini, WhatsApp bekerja sama dengan sejumlah pihak.

Baca juga: WhatsApp Bakal Ganti Fitur Arsip dengan Read Later, Apa Fungsinya?

Seperti bintang TikTok Triarona, komedian Abdul Kadir, hingga jurnalis Rosiana Silalahi yang akan ikut menyebarluaskan kampanye ABC lewat Facebook dan Instagram.

Tangkapan layar Zoom saat acara diskusi daring yang memperkenalkan kampanye ABC dari WhatsApp untuk melawan hoaks, misinformasi, dan disinformasi.Kompas.com/Wahyunanda Kusuma Tangkapan layar Zoom saat acara diskusi daring yang memperkenalkan kampanye ABC dari WhatsApp untuk melawan hoaks, misinformasi, dan disinformasi.
Selain itu, WhatsApp juga bekerja sama dengan Mendoan, podcast yang disiarkan dengan dialek bahasa Jawa, serta sejumlah stasiun radio untuk semakin menjangkau pelosok Indonesia.

Selain kampanye ini, WhatsApp telah menggulirkan beberapa fitur untuk meminimalisasi peredaran hoaks. Pertama, fitur pembatasan pesan diteruskan (forwarded message) yang hanya dibatasi maksimal lima kontak saja dalam satu waktu.

WhatsApp mengklaim pesan yang diteruskan menurun hingga 25 persen. Kedua, WhatsApp memperkenalkan label "diteruskan" yang disimbolkan dengan panah tunggal dan label "sering diteruskan" (higly forwarded) dengan simbol panah ganda.

Baca juga: Fitur Pesan Sementara WhatsApp Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Tanda panah ganda ini dimaksudkan agar masyarakat berpikir ulang sebelum meneruskan pesan yang belum terverifikasi kebenarannya.

Awal tahun ini, WhatsApp membatasi supaya pesan yang telah sering diteruskan hanya dapat diteruskan kepada satu orang atau grup pada satu waktu. Cara ini disebut mampu menekan jumlah pesan yang diteruskan berkali-kali hingga 70 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com