Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Hoaks di Indonesia Meningkat, Terbanyak Menyebar lewat Facebook

Kompas.com - 20/11/2020, 07:38 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peredaran hoaks, misinformasi, dan disinformasi memang tak mudah dibendung. Dalam tiga tahun terakhir, jumlah hoaks yang tersebar di berbagai platform di Indonesia selalu meningkat.

Dari data terbaru yang dihimpun Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) yang berkolaborsi dengan cekfakta.com, jumlah hoaks yang tersebar di Indonesia mencapai 2.024. Jumlah itu terhitung sejak tanggal 1 Januari-16 November 2020.

Angka tersebut naik dari tahun 2019 yang mencapai 1.221 hoaks, di mana jumlah ini juga meningkat dari tahun 2018 yang mencapai 997 hoaks.

Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho mengatakan, pada masa pandemi, jumlah hoaks terutama terkait kesehatan meningkat.

Baca juga: Cek Hoaks di WhatsApp Lewat Chatbot Kalimasada, Begini Caranya

Paling tidak, lanjut Septiaji, lebih dari sepertiga hoaks yang beredar di Indonesia sepanjang 2020 berkaitan dengan pandemi Covid-19. Hoaks yang beredar di Indonesia pun beragam, mulai dari terkait pandemi Covid-19, isu pilkada serentak 2020, omnibus law UU, dan isu-isu lain.

Menurut Septiaji, hoaks yang tersebar di Indonesia lebih banyak ditemukan di platform Facebook.

"Kalau di Indonesia, paling banyak ada di platform Facebook, diikuti platform lain seperti Twitter dan WhatsApp," jelas Septiaji.

Namun, Septiaji tidak merinci berapa banyak hoaks yang beredar di masing-masing platform.
Dia mengatakan, hoaks yang berasal dari platform yang bersifat publik, seperti Facebook atau Twitter, lebih mudah ditelusuri.

Berbeda dengan hoaks yang beredar di aplikasi perpesanan yang bersifat pribadi, yang lebih sulit dilacak. Data yang dihimpun pun berasal dari laporan pengguna WhatsApp yang melaporkan temuan hoaks kepada Mafindo.

Baca juga: Hoaks atau Bukan? Begini Cara Mencari Asal Foto di Internet

"Kalau dalam catatan kami, berdasarkan laporan, ada sekitar 13-15 persen hoaks yang beredar di masyarakat berasal dari WhatsApp," jelas Septiaji.

"Tapi, aslinya bisa lebih dari itu karena kita sendiri enggak bisa mengecek, hanya yang dilaporkan pengguna yang bisa kami lacak," Septiaji menambahkan.

Untuk mendorong upaya melawan hoaks, misinformasi, dan disinformasi, Mafindo bekerja sama dengan WhatsApp dengan meluncurkan chatbot Kalimasada untuk memudahkan pengguna WhatsApp mengecek pesan yang diterima bersifat hoaks atau bukan.

Untuk mengakses chatbot ini, simpan terlebih dahulu nomor chatbot Mafindo di nomor +62-859-2160-0500 ke kontak WhatsApp. Kemudian, buka chatroom nomor tersebut dan ketik kata sapaan seperti "hai" atau "halo".

Baca juga: Kampanye Jari Pintar ABC, Cara WhatsApp Melawan Hoaks

Nantinya akan muncul beberapa opsi, mulai dari periksa hoaks, cek fakta terbaru, serta tips dan trik melawan hoaks. Untuk menelusuri apakah kabar yang diterima hoaks atau tidak, masukkan kata kunci terkait kabar tersebut.

Nantinya, pengguna akan disodori beberapa artikel yang bersumber dari media online yang masuk dalam anggota cekfakta.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com