BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Blackshark

Menilik Potensi Industri Mobile Gaming di Indonesia

Kompas.com - 01/12/2020, 10:03 WIB
Aditya Mulyawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini, mobile game sedang menjadi industri yang “seksi” di seluruh dunia, tidak terkecuali di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan laporan Newzoo, industri mobile game di Asia Tenggara menghasilkan lebih dari 4,3 miliar dollar AS pada 2019. Angka itu melampaui gabungan industri game PC dan konsol yang hanya menghasilkan 1,4 miliar dolar AS.

Situasi serupa juga terjadi di Indonesia. Melansir laman Statista, pendapatan industri mobile game di dalam negeri diprediksi akan mencapai 672 juta dollar AS pada 2020. Angka itu naik 4,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Perkembangan industri mobile game di Indonesia tidak terlepas dari banyaknya pilihan game dengan mode multiplayer yang memungkinkan para pemainnya untuk berinteraksi satu sama lain.

Terbukti, beberapa game berbasis multiplayer, seperti Free Fire, Mobile Legends: Bang Bang (MLBB), dan Playerunknown Battlegrounds Mobile (PUBGM), berada dalam daftar game terlaris Google Play Store.

Seiring meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap game berbasis multiplayer, ekosistem olahraga elektronik atau e-sport mulai terbangun di Indonesia. Hal ini terlihat dari kehadiran tim e-sport lokal yang semakin bermekaran dengan jumlah fanbase besar.

Misal saja, tim Evos Esports, yang memiliki divisi MLBB, Arena of Valor (AoV), PUBGM, Free Fire (FF), dan Call of Duty Mobile (CODM) untuk mobile game. Tim ini memiliki sekitar 4,4 juta followers Instagram per Selasa (24/11/2020).

Sementara itu, Aura Esports yang memiliki divisi MLBB, PUBGM, dan FF menyusul di posisi kedua dengan 3,2 juta followers. Lalu, Team Rex Regum Qeon (RRQ) menempati posisi ketiga dengan 2,4 juta followers.

Skena mobile game di Indonesia semakin menarik dengan kehadiran turnamen-turnamen prestisius.

Contohnya, turnamen Piala Presiden Esports (PPE) 2020 yang digelar Februari 2020. Turnamen ini berhasil menggaet lebih dari 177.000 pemain yang tergabung dalam 84.000 tim. Ada dua mobile game yang dipertandingkan di ajang ini, yakni FF dan Mobile Premiere League (MPL).

Tak hanya dari Indonesia, turnamen tersebut juga melibatkan pemain-pemain dari region Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam, dan Kamboja. Mereka memperebutkan total hadiah senilai Rp 1,6 miliar.

Selain itu, MLBB juga memiliki turnamen berskala regional yang tidak kalah prestisius, yakni Mobile Legends Professional League Invitational (MPLI). Pada penyelenggaraan musim ke-6, ONE Esports menggandeng developer MLBB, Moonton, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Turnamen ini melibatkan 20 tim e-sports dari Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, dan Singapura. Tak main-main, tim peserta akan memperebutkan total hadiah senilai 100.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,4 miliar.

Ponsel khusus mobile gamers

Perkembangan ekosistem mobile gaming yang masif membuat produsen smartphone turut bergerak. Mereka berlomba-lomba untuk menciptakan smartphone yang kompatibel sekaligus mampu memaksimalkan pengalaman bermain game. Salah satunya adalah perusahaan teknologi berbasis game asal China, Black Shark.

Meski terbilang baru dalam dunia smartphone gaming, Black Shark mampu meluaskan jangkauannya dalam dua tahun sejak didirikan, termasuk di Indonesia. Terbukti, Black Shark meraih performa penjualan mengesankan pada festival belanja yang diselenggarakan berbagai e-commerce Indonesia, Rabu (11/11/2020).

“Berdasarkan data penjualan dari Shopee dan Lazada, Black Shark berhasil meraih penjualan tertinggi di kategori ponsel gaming. Fakta ini membuktikan bahwa Black Shark menjadi salah satu brand favorit di antara mobile gamers,” bunyi keterangan tertulis Black Shark yang diterima Kompas.com, Kamis (19/11/2020).

Tak hanya itu, Black Shark juga berhasil menjangkau lebih dari satu juta pengguna secara global dan merajai pasar smartphone di tanah kelahirannya, China. Capaian ini akan terus dipertahankan oleh perusahaan ini.

Kesuksesan Black Shark di festival belanja e-commerce Indonesia tidak terlepas dari inovasi terkini yang dihadirkan pada seri ponsel gaming terbarunya, Black Shark 3.

Ponsel gaming tersebut menghadirkan performa grafis menawan lewat kehadiran layar AMOLED 6,67 inci dengan TrueView Display, master touch 3.0, refresh rate 90 Hz dengan teknologi Motion Estimation, Motion Compensation (MEMC), dan touch response rate 270 Hz yang dapat menerima respons sentuhan hanya dalam waktu 24 milisekon (ms).

Dari segi dapur pacu, Black Shark 3 menyematkan chipset tangguh Qualcomm Snapdragon 865 dengan RAM LPDDR5 hingga 12 GB. Ketangguhan chipset itu didukung dengan memori internal UFS 3.0 hingga 256 GB dan konektivitas 5G. Pengalaman bermain game pun terasa lebih komprehensif dengan kehadiran sistem operasi (OS) Android 10 dengan interface Joyui 11 yang didukung Shark Space 3.0 dan Shark Arsenal.

Kehadiran mode Shark Space 3.0 membuat pengalaman kontrol game menjadi lebih mudah. Saat diaktifkan, ponsel akan menampilkan semua game yang terpasang. Kemudian, mode ini juga dapat menyesuaikan beberapa pengaturan melalui menu Gamer Studio, seperti sensitivitas layar, performa, dan kecepatan layar.

Ponsel gaming ini juga mampu menjalankan berbagai game “berat” dengan lancar tanpa khawatir ponsel mengalami overheat. Sebab, Black Shark 3 dilengkapi sistem pendingin sandwich, yakni dua buah pipa berisi cairan pendingin yang menutup dua sisi ponsel dan bersentuhan dengan hardware. Dengan sistem ini, efisiensi proses pendinginan dapat meningkat hingga 50 persen.

Selain itu, Black Shark 3 didukung kapasitas baterai yang besar, yakni 4.720 mAh. Kabel pengisi dayanya yang berbasis USB Type-C pun mendukung pengisian daya cepat. Dengan fitur-fitur tersebut, pengguna bisa menikmati pengalaman bermain game tanpa khawatir baterai habis di tengah permainan.

Kelebihan lainnya, Black Shark 3 dapat diintegrasikan dengan berbagai aksesori gaming tambahan yang bisa dibeli secara terpisah. Beberapa di antaranya adalah Black Shark Funcooler Pro, Magnetic Charging Cable, Black Shark Gamepad 3, dan Bluetooth Earphones 2.

Menilik segudang kelebihan yang ditawarkan Black Shark pada produk ponsel gaming terbarunya, tak heran apabila merek ini meraih kesuksesan di pasar Indonesia.

Dengan kehadiran berbagai inovasi di dunia ponsel gaming, diharapkan skena mobile gaming di Indonesia terus berkembang.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com