Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Slack Resmi Diakuisisi Salesforce Rp 392 Triliun

Kompas.com - 02/12/2020, 10:11 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan komputasi awan Salesforce mengakuisisi aplikasi komunikasi dan kolaborasi, Slack. Langkah bisnis ini diumumkan pada Selasa (1/12/2020).

Salsesforce mengakuisisi Slack dengan nilai 27,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 392,2 triliun (kurs rupiah saat berita ditulis).

Nilai akuisisi tersebut adalah belanja terbesar Salesforce sepanjang sejarah dan menjadi salah satu akuisisi terpenting di industri software.

Dalam pengumuman akuisisi, disebutkan bahwa berdasarkan ketentuan perjanjian, pemegang saham Slack akan menerima 26,79 dollar AS (sekitar Rp 379.400) per lembar secara tunai.

Mereka juga akan mendapatkan 0,0776 saham umum Salesforce untuk setiap saham Slack yang mewakili nilai perusahaan sekitar 27,7 miliar dollar AS (sekitar Rp 392,3 triliun) berdasarkan penutupan saham umum Salesforce tanggal 30 November 2020.

CEO Salesforce, Marc Benioff memuji CEO Slack, Stewart Butterfield yang disebutnya telah membangun platform yang luar biasa dalam sejarah software utnuk perusahaan.

"Bersama, Salesforce dan Slack akan membentuk masa depan software perusahaan dan mentransformasi bagaimana cara orang-orang bekerja secara digital, bekerja dari mana saja di seluruh dunia," jelas Benioff.

Stewart menyambut baik apresiasi yang diberikan Salesforce, mengatakan bahwa akuisisi ini merupakan kombinasi yang strategis dalam sejarah bisnis software.

"Karena software memainkan peran penting dan semakin penting dalam kinerja setiap organisasi, kami berbagi visi tentang mengurangi kompleksitas, peningkatan daya dan fleksibilitas, serta akhirnya sampai pada tingkat penyelarasan serta ketangkasan organisasi yang lebih besar," jelas Stewart sebagaimana KompasTekno rangkum dari The Verge, Rabu (2/12/2020).

Slack semula adalah tools internal yang digunakan perusahaan Butterfield, Tiny Speck saat mengembangkan game online, Glitch. Platform tersebut kemudian diperkenalkan bulan Agustus 2013.

Pada bulan Oktober tahun 2019, Slack mencatatkan 12 juta pengguna aktif harian dan pangsa pasar mendekati 25 juta dollar AS. Aplikasi Slack banyak digunakan berbagai macam perusahaan, termasuk startup.

Slack digunakan sebagai alternatif e-mail yang memudahkan komunikasi soal bisnis. Semakin hari, Slack kian memiliki banyak fitur. Termasuk fitur video konferensi, file hosting,  administrasi TI, dan semua jenis fitur lain yang biasa digunakan oleh perusahaan besar.

Baca juga: Slack Gandeng Amazon untuk Saingi Microsoft Teams dan Zoom

Awal tahun 2020, IBM memilih Slack sebagai platform perpesanan profesional bagi 350.000 karyawannya. Kerja sama itu menjadi keunggulan bagi Slack dibanding pesaingnya, Microsoft Team.

Sebenarnya, bukan cuma Microsoft pesaing berat Slack. Facebook dan beberapa perusahaan software lain juga mulai memperkenalkan aplikasi chat profesional mereka.

Pada April 2019, Slack mulai menjadi perusahaan publik. Namun langkah ini justru membuat kerugian hampir separuh pangsa pasarnya.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Pendapatan Zoom Naik Hampir 4 Kali Lipat

Slack juga gagal memanfaatkan peluang momen bekerja dari rumah akibat pandemi untuk mengembalikan keuntungan dalam tiga kuartal terakhir tahun ini.

Di sisi lain, Salesforce juga menjadi pesaing berat Microsoft di sektor komputasi awan dengan nilai 220 miliar dollar AS (sekitar Rp 3.115 triliun) dan berkembang menjadi salah satu perusahaan software terbesar. Salah satunya dikarenakan adanya software manajemen relasi pelanggan yang membantu bisnis bisa mengelola penjualan secara online.

Baca juga: Microsoft Larang Karyawannya Pakai Slack dan Google Docs

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com