Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Kritikan Jack Ma, China Periksa dan Bentuk Satgas Alibaba

Kompas.com - 24/12/2020, 13:26 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Regulator China mulai melakukan investigasi terkait dugaan praktik anti-monopoli yang dilakukan Alibaba Group Holding Ltd.

Regulator, dalam hal ini Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar (SAMR), memanggil afiliasi Alibaba, Ant Group Co. Pertemuan tingkat tinggi tersebut akan membahas aturan keuangan dan peningkatan pengawasan terhadap bisnis raksasa Alibaba.

Beberapa waktu lalu, Ant Group berencana melangsungkan IPO namun ditunda karena diperkirakan akan gagal memenuhi persyaratan pencatatan dan keterbukaan informasi, menurut Bursa Saham Shanghai, seperti dikutip dari Reuters.

Dilaporkan Bloomberg, bank sentral juga akan memanggil Ant Group untuk melakukan pertemuan yang bertujuan untuk mendorong peraturan keuangan yang ketat. 

China dikabarkan membentuk satgas khusus secara terpisah untuk mengawasi Ant Group.

Satgas ini dipimpin oleh Komite Stabilitas dan Pembangunan Keuangan (FSDC) bersama dengan beberapa departemen bank sentral dan regulator lainnya.

Secara rutin, satgas akan memanggil Ant Group untuk mengumpulkan data dan bahan lainnya, mempelajari restrukturisasi serta menyusun aturan lain di industri techfin.

Baca juga: Diprediksi Pecah Rekor IPO, Jack Ma Makin Kaya Raya

Dalam akun resmi WeChat, Ant Group mengatakan akan mempelajari dan mematuhi aturan yang berlaku. Dengan aturan teknlogi finansial (tekfin) yang semakin ketat, peluang Ant Group untuk melantai di bursa saham pun dinilai semakin menipis.

Perusahaan teknologi raksasa China seperti, Alibaba dan kompetitornya, Tencent Holdings Ltd saat ini sedang ditekan oleh pemerintah China terkait aturan antipakat.

Dua perusahaan itu tidak hanya menjadi ikon kekuatan teknologi China.

Alibaba dan Tencent kini memiliki ratusan juta pengguna, memengaruhi hampir segala aspek kehidupan sehari-hari warga China, dan turut mendorong kemakmuran ekonomi China.

Namun, baru-baru ini pemerintah China, di bawah kepemimpinan Xi Jinping, berencana menyusun serangkaian aturan antipakat baru untuk "menjinakkan" para raksasa teknologi. Draft aturan tersebut sudah dirilis bulan November lalu.

Sebelumnya, bos besar Alibaba Group, Jack Ma, sempat menyindir pemerintah. Orang terkaya kedua di China versi Bloomberg itu mengatakan sistem regulasi di China menghambat inovasi dan harus direformasi untuk mendorong pertumbuhan.

Baca juga: Perusahaan Jack Ma Gagal Melantai di Bursa Usai Kritik Pemerintah China

Pernyataan itu diucapkan Ma dalam sebuah acara di Shanghai 24 Oktober lalu yang dihadiri oleh regulator dan politisi China.

Menurut peneliti di Zhongguancun Internet Finance Institute, Dong Ximiao, investigasi ini adalah bukti pemerintah China ingin mengendalikan kerjaan bisnis Jack Ma, yang menjadi simbol entitas baru China yang "terlalu besar untuk gagal", alias sangat penting bagi negara sehingga pemerintah harus campur tangan.

"Pemerintah China ingin melihat perusahaan yang lebih kecil, kurang dominan, dan lebih patuh", kata Ximiao.

Kendati demikian, aturan baru nanti tidak hanya berlaku untuk Alibaba dan Tencent saja. Melainkan perusahaan teknologi lain yang kini mulai punya nama, seperti Meituan dan Didi Chuxing, serta induk TikTok ByteDance Ltd.

Baca juga: Profil Colin Huang, Pendiri Situs Belanja yang Kekayaannya Lampaui Jack Ma

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com