BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Oppo

Siap-siap, Teknologi 5G yang Dinanti Dunia Sudah di Depan Mata

Kompas.com - 25/01/2021, 18:52 WIB
Hotria Mariana,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Telekomunikasi seluler berevolusi begitu pesat dalam beberapa dekade. Perubahan itu menjadikan ponsel tak sekadar sebagai alat komunikasi, tapi juga sarana informasi sekaligus hiburan.

Jaringan seluler generasi pertama (1G) diluncurkan oleh Nippon Telegraph dan Telephone (NTT) di Jepang pada 1979. Koneksi ini menghubungkan seluruh telepon di Tokyo.

Seiring waktu, jaringan seluler terus berkembang. Setidaknya, jaringan ini telah berevolusi hingga generasi keempat (4G). Penggunaan jaringan 4G pun telah berdampak signifikan terhadap kehidupan manusia.

Meski jaringan seluler terakhir masih mendominasi, kebutuhan akan koneksi cepat mendorong hadirnya 5G. Kini, teknologi seluler generasi kelima tersebut tengah menanti untuk segera diadopsi.

Sejumlah sumber kompak menyebutkan bahwa jaringan seluler 5G mampu mentransmisikan data 10 hingga 100 kali lebih cepat dibandingkan 4G yang hanya 45 Mbps.

Itu artinya, semua aktivitas berponsel, seperti download, upload, streaming, video call, gaming, dan phone call bisa berjalan tanpa hambatan.

Teknologi 5G membuat semua aktivitas berponsel menjadi lebih cepat. Dok. Oppo Indonesia Teknologi 5G membuat semua aktivitas berponsel menjadi lebih cepat.

Selain meningkatkan kualitas broadband seluler, berdasarkan riset Qualcomm 2020, kehadiran teknologi 5G diprediksi akan menyediakan konektivitas lebih luas daripada sebelumnya.

Pasalnya, jaringan tersebut dirancang untuk menghubungkan hampir semua elemen. Mulai dari manusia, mesin, obyek, hingga perangkat digital terkoneksi secara real time.

Ditambah lagi, seperti diberitakan Forbes, Rabu (18/11/2019), teknologi 5G mampu mentransmisikan data dari dan ke satu juta perangkat per kilometer persegi dibandingkan jaringan 4G yang hanya 100.000 perangkat per kilometer persegi.

Dengan kemampuan tersebut serta koneksi yang sangat cepat dan berlatensi rendah, teknologi 5G bakal semakin memaksimalkan penerapan infrastruktur internet of things (IoT) dan kecerdasan buatan di hampir segala bidang. Utamanya, di bidang transportasi, logistik, industri, manufaktur, kesehatan, dan keamanan publik.

Dampak lebih besar dari penerapan 5G juga menyasar perekonomian dunia. IHS Markit dalam laporannya pada November 2019 memprediksi, teknologi jaringan seluler tersebut mampu mendorong perekonomian global hingga 3,6 triliun dollar Amerika Serikat pada 2035. Selain itu, penerapan jaringan 5G juga mampu menciptakan 22,3 juta pekerjaan baru.

Dilirik banyak negara

Melihat deretan manfaat di atas, sebagian besar negara di dunia berlomba mengupayakan agar teknologi 5G terimplementasi di kawasannya.

Berdasarkan laporan VIAVI yang dimuat dalam laman techrepublic.com, Rabu (27/2/2020), hingga Januari 2020, teknologi 5G sudah tersebar di 378 kota di 34 negara di dunia.

Korea Selatan, China, dan Amerika Serikat menjadi tiga negara terdepan yang mengembangkan teknologi tersebut.

Di Indonesia, teknologi 5G sempat hadir. Namun, ketersediaannya hanya sebatas pada momen perhelatan Asian Games 2018.

Untuk skala nasional, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate dalam berita Kompas.com, Rabu (30/12/2020), mengatakan bahwa pemerintah akan mulai melakukan persiapan gelaran jaringan 5G di Indonesia pada 2021.

Sebagai tahap awal, jaringan 5G akan tersedia secara terbatas di sejumlah wilayah terpilih. Adapun wilayah yang menjadi fokus pemasangan berupa kawasan pariwisata, industri, dan kota-kota mandiri.

Oppo Reno5 5G mendukung jaringan seluler 5G.Dok. Oppo Indonesia Oppo Reno5 5G mendukung jaringan seluler 5G.

Perlu perangkat kompatibel

Agar dapat menjajal kehebatan teknologi 5G, perangkat yang digunakan juga mesti kompatibel. Pada ponsel pintar, beberapa pabrikan telah mengeluarkan produk yang mendukung penggunaan jaringan tersebut.

Khusus smartphone berbasis Android, teknologi 5G baru bisa berjalan pada perangkat tertentu. Contohnya adalah ponsel Oppo Reno5 5G yang dibekali chipset Snapdragon 765G 5G.

Bagi Oppo, teknologi 5G sebenarnya telah diupayakan sejak Oktober 2018. Saat itu, uji coba kemampuan jaringan seluler 5G dilakukan lewat layanan panggilan video tiga dimensi (3D).

Kemudian, pada Februari 2019, barulah produsen ponsel pintar asal China itu memulai proyek awal 5G dengan menggandeng beberapa perusahaan teknologi, seperti Ericsson, Qualcomm Technologies, Swisscom, dan Telstra.

Umumnya, dikutip dari Smartphones Gadget Hacks, Selasa (29/5/2020), jaringan seluler 5G akan memakan banyak energi ponsel saat pengoperasiannya.

Namun, hal tersebut tidak terjadi pada perangkat ber-chipset Snapdragon 765G 5G seperti Reno5 5G. Sebaliknya, dengan performa lebih cepat dan lancar, konsumsi daya ponsel tersebut terbilang efisien.

Meski begitu, fitur pengisian cepat khas Oppo SuperVOOC 2.0 tetap tersedia pada Reno5 5G. Fitur tersebut memungkinkan baterai ponsel terisi daya sampai 60 persen hanya dalam waktu lima menit. Dengan persentase baterai tersebut, ponsel dapat digunakan selama empat jam ke depan.

Untuk memberikan kenyamanan secara visual, Reno5G 5G juga sudah dilengkapi layar AMOLED dengan refresh rate 90Hz.

Namun, perlu diingat, teknologi 5G tergolong relatif baru yang kemungkinan masih membutuhkan banyak penyesuaian sebelum benar-benar menjadi standar.

Oleh sebab itu, keputusan membeli ponsel 5G tidaklah mutlak. Semua tergantung pada kemampuan. Pun, tak ada salahnya menyiapkan perangkat mumpuni, seperti Oppo Reno5, dari sekarang.

Tampilan Oppo Reno5 5G.Dok. Oppo Indonesia Tampilan Oppo Reno5 5G.

Bagi yang tertarik menjajal kemampuan 5G pada Oppo Reno5 5G, Anda bisa mendapatkan ponsel pintar ini secara pre-order pada 25 Januari hingga 4 Februari 2021 dengan harga Rp 6.999.000.

Khusus pembeli yang beruntung, tersedia 3-in-1 gift box selama persediaan masih ada. Untuk informasi lebih lengkap soal Reno5 5G, silakan kunjungi situs web resmi Oppo Indonesia.

Perlu diketahui, untuk dapat menikmati jaringan 5G pada Oppo Reno5 5G, penyedia layanan internet dan lokasi juga harus mendukung jaringan seluler tersebut.

Jaringan 5G bergantung pada penyedia layanan (operator) pada masing-masing wilayah. Untuk menghormati hukum yang berlaku di wilayah Indonesia, Oppo mengunci jaringan 5G sementara waktu hingga izin penggunaan jaringan tersebut resmi ditetapkan oleh pemerintah.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com