Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Nasib Ovo jika Tokopedia Merger dengan Gojek?

Kompas.com - 27/01/2021, 11:06 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Isu merger antara Gojek dan Tokopeia semakin menguat. Menurut sumber yang mengetahui isu ini, keduanya sedang berunding untuk menyiapkan struktur perusahaan induk.

Perusahaan induk nantinya akan menaungi dua perusahaan yang akan tetap mempertahankan merek masing-masing. Kedua pihak juga kabarnya membicarakan nasib bisnis pembayaran digital.

Menurut laporan CB Insight, Tokopedia tercatat sebagai pemegang saham platform pembayaran digital Ovo, di sisi lain Gojek memiliki GoPay. Dirangkum dari Caixing Global yang melansir Deal Street Asia, Tokopedia dan afiliasinya memegang 41 persen saham Ovo.

Baca juga: Gojek dan Tokopedia Dikabarkan Berencana Merger

Menurut seorang eksekutif yang terlibat dalam diskusi merger, apabila perkawinan Gojek dan Tokopedia terwujud, Tokopedia dan afiliasinya akan menjual sahamnya di Ovo. Eksekutif tersebut enggan disebutkan namanya.

Tokopedia disebut memegang 36,1 persen saham induk Ovo, Bumi Cakrawala Perkasa. Sementara dua pendirinya, Leontinus Alpha Edison dan William Tanuwijaya memegang 5 persen saham di induk Ovo melalui PT Wahana Innovasi Lestari yang diakuisisi Grab pada Februari 2020.

Grab Inc memegang 39,2 persen saham di entitas induk Ovo. Di Indonesia, Ovo dan Gopay saling bersaing untuk mendominasi pasar pembayaran digital Tanah Air.

"Mengingat Tokopedia memegang 35 persen saham di Ovo, ada kemungkinan mereka akan memutuskan untuk menjual saham dan menjatuhkan pembayaran dan layanan keuangan ke GoPay," kata analis riset CrossASEAN, Angus Mackintosh.

Baca juga: Grab Disebut Bisa Mendapat Rp 28 Triliun dari IPO di AS

Dia menambahkan bahwa Gojek telah melangkah lebih jauh ke bank digital dengan memegang 22 persen saham Bank Jago. Di sisi lain, Gojek juga mendapat suntikan dana dari Facebook dan PayPal bulan Juni 2020 lalu.

Sementara itu, pesaing Gojek, Grab, mengandalkan Ovo sejak tahun 2018 karena gagal mendapat izin operasional GrabPay di Indonesia.

Belum diketahui apakah Grab tertarik membeli saham Ovo yang dilepas Tokopedia apabila merger terjadi atau tidak, untuk meningkatkan operasionalnya di Indonesia dalam hal layanan pembayaran digital.

Zenon Kapron, pendiri dan direktur konsultasi dan penelitian tekfin Asia, Kapronasia, mengatakan bahwa pilihan masuk akal bagi Grab adalah menggandeng Ovo sebagai entitas terpisah, apabila nanti dilepas oleh Tokopedia.

"Indonesia adalah pasar yang kompetitif dan Grab mencari peluang apapun untuk tetap relevan di area tesebut. Tentu ini menjadi tantangan jika mereka (Grab) kehilangan Ovo," kata Kapron, dihimpun KompasTekno dari Caixing Global, Selasa (26/1/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com