Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Clubhouse, Pengancam atau Penyelamat Radio-Podcast?

Kompas.com - 22/02/2021, 16:04 WIB
Conney Stephanie,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belakangan ini, warganet di sejumlah negara termasuk di Indonesia, tengah diramaikan dengan kehadiran media sosial baru bernama Clubhouse.

Clubhouse merupakan jejaring sosial berbasis audio yang saat ini baru tersedia di iOS. Aplikasi ini sejatinya mirip dengan podcast. Namun, bedanya, bincang-bincang di Clubhouse bisa disiarkan langsung dan pendengar bisa ikut berinteraksi.

Melihat eksistensinya yang kian populer, muncul pertanyaan apakah Clubhouse bakal menjadi akan mengancam keberadaan aplikasi lain yang serupa?

Konsultan Media Sosial dan Kreator Konten Youtube Eno Bening, mengatakan bahwa Clubhouse sejatinya merupakan media sosial yang digunakan untuk berdiskusi.

Kegunaannya pun dikatakan Eno mirip seperti aplikasi video conference pada umumnya. Hanya saja, yang ditampilkan bukanlah berupa video, melainkan suara dari partisipan yang ada di dalamnya.

"Clubhouse bisa gue bilang kaya Zoom tapi gak bisa chat sama video, jadi hanya orang ngobrol. Bedanya lagi adalah, tidak semua orang bisa ngobrol. Kadang kalian hanya bisa dengar dia kalau bukan moderator di room, kecuali diberi izin untuk ngobrol, sisanya hanya mendengarkan," ujar Eno kepada KompasTekno pekan lalu.

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Clubhouse Disukai oleh Pengguna

Menurut Eno, kehadiran Clubhouse berpotensi bakal menggeser sejumlah aplikasi yang memiliki fungsi serupa seperti Discord atau layanan podcast.

"Nah, itu makanya jadi kalo dibilang akan menggeser Zoom atau Google Hangout, lebih tepatnya ini (Clubhouse) bakal menggeser aplikasi semacam Discord, bahkan aplikasi-aplikasi yang menaungi Podcast," tutur Eno.

Senada dengan Eno, pengamat gadget Lucky Sebastian menyebut bahwa Clubhouse memang mirip dengan podcast. Ppengguna bisa menyimak pembahasan dari topik-topik tertentu yang dibawakan oleh beberapa pembicara.

"Sebenarnya Clubhouse ini seperti podcast, cuma lebih interaktif karena dua arah, bisa serius dan tidak (tidak seserius podcast), ada unsur fun di sana, dan kental dengan unsur media sosial," ungkap Lucky.

Lucky mengatakan, hadirnya aplikasi Clubhouse kemungkinan akan berdampak pada industri podcast. Bahkan, tak menutup kemungkinan bahwa ke depannya akan lebih banyak lagi media sosial berbasis audio semacam Clubhouse.

"Aplikasi-aplikasi lain seperti Clubhouse mungkin segera bermunculan juga, tetapi sekarang yang terdekat adalah podcast. Jadi, kemungkinan Clubhouse ini akan mengambil pasar podcast," jelas Lucky.

Twitter misalnya, jejaring sosial ini tengah mengujicoba fitur baru bernama Spaces. Fitur ini semacam ruang obrolan berbasis audio yang memungkinkan 10 orang di dalamnya dapat berbicara dengan partisipan lain tanpa batas.

Peluang baru untuk podcast

Beda pendapat dengan Eno, aktor sekaligus tokoh di industri kreatif Dennis Adhiswara, berpendapat bahwa Clubhouse tidak akan memengaruhi perkembangan industri radio maupun podcast.

Baca juga: Prediksi Masa Depan Medsos Clubhouse Menurut Pengamat

Sebaliknya, Clubhouse justru dikatakan Dennis sebagai penyelamat untuk membuka peluang baru bagi kedua layanan berbasis audio tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com