Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TEKNO] Dewa Kipas Vs. GothamChess, Bantuan Kuota Belajar, hingga "Ulang Tahun" Corona di Indonesia

Kompas.com - 06/03/2021, 12:34 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fiuh, akhirnya kita ketemu Sabtu lagi. Menilik seminggu ke belakang, banyak banget sebenarnya berita populer di ranah teknologi, yang bisa diceritakan di artikel terpopuler minggu ini.

Tapi, dari sekian banyak berita, ada beberapa topik panas yang menarik untuk dibahas kembali secara singkat. 

Pertama, ada kisah Pak Dadang Subur alias Dewa Kipas yang mendadak viral karena menang main catur di Chess.com, diikuti oleh kelakuan warganet Indonesia yang "galak".

Terus, ada juga bantuan kuota belajar dari pemerintah yang mekanismenya berubah dari periode sebelumnya.

Menolak untuk lupa, awal Maret 2021 ini juga bertepatan dengan "anniversary" kasus pertama Covid-19 di Indonesia, yang mulai terdeteksi pada awal Maret 2020 lalu.

Nah, langsung aja kita bahas aneka berita teknologi yang menarik seminggu belakangan ini. Kita mulai dari Pak Dadang, yuk!

Siapa Pak Dadang Dewa Kipas?

Dadang Subur pemilik akun Dewa_Kipas di Chess.com yang diblokir setelah menang melawan YouTuber GothamChess.Facebook.com/AliAkbar Dadang Subur pemilik akun Dewa_Kipas di Chess.com yang diblokir setelah menang melawan YouTuber GothamChess.

Jadi, Pak Dadang ini sebenarnya seorang pecatur asal Bandung, yang dulunya sering menjuarai berbagai turnamen daerah.

Baca juga: Orang Indonesia Diblokir gara-gara Kalahkan Gamer Catur Dunia di Chess.com

Gak selalu juara satu sih, namun kebolehannya bisa dibilang patut diacungi jempol, lantaran ia disebut memiliki ELO (rating pemain dalam dunia percaturan) di dunia nyata sekitar 2.500-an.

Di dunia maya Chess.com, Pak Dadang punya akun bernama "Dewa_Kipas" dengan ELO sekitar 2.300-an. Suatu malam, Dewa Kipas bertemu di Chess.com dengan gamer terkenal mancanegara, Levy Rozman dengan ID GothamChess.

Ternyata, meski GothamChess sering dianggap jagoan di Chess.com, ia kalah di tangan Dewa Kipas. Kemenangan Dewa Kipas ternyata tak berujung baik. Sebab, banyak yang menuduh ia berbuat curang karena terlalu jago, meski akunnya baru berumur tiga minggu.

Beragam tuduhan ini berasal dari para penggemar garis keras GothamChess yang langsung merundung lewat inbox (kotak masuk) akun Dewa_Kipas.

Kenapa bisa jago?

Jadi begini, Dewa Kipas alias Pak Dadang itu selama ini mengasah kemampuannya dengan melawan mesin atau bot, via aplikasi Shredder Chess.

Seringkali, komputer itu lebih pintar dari kita, dan bahkan lawan main di aplikasi tersebut bisa diatur hingga setara dengan pemain dengan ELO 2.600-an.

Jadi, wajar aja kalo gerak-gerik Pak Dadang dalam bermain catur mirip dengan bot, apalagi dia sering banget mencatat tiap langkah ketika melawan komputer, lantas mengingatnya.

Benar saja, sistem Chess.com malah menganggap pola permainan Pak Dadang ini menyerupai bot, hingga akhirnya diblokir.

Solusinya?

Ilustrasi pertandingan Chess.com antara Dewa_Kipas dan GothamChess.Chess.com Ilustrasi pertandingan Chess.com antara Dewa_Kipas dan GothamChess.

Pak Dadang sih sejujurnya mengaku nggak masalah kalau akunnya diblokir. Karena, ia cuma mau nge-push ranking hingga ELO 2.300 saja dan itu sudah terwujud.

Terlebih, Pak Dadang mengaku bersyukur karena dirinya bisa lepas dari belenggu Chess.com yang selalu "memaksa" dirinya untuk bermain catur, hingga lupa waktu sampai-sampai dimarahi istrinya.

Baca juga: Kronologi Pak Dadang Dewa Kipas Diblokir Chess.com Setelah Menang Catur Lawan GothamChess

GothamChess sendiri disebut sudah meminta maaf kepada Pak Dadang secara pribadi. Sehingga, kasus ini berakhir dengan damai.

Damai? Kata siapa?

Meski Dewa Kipas dan GothamChess sepakat berdamai, namun nampaknya kata itu tidak ada di kamus warganet "+62". Sebab, putra Pak Dadang, Ali Akbar mengatakan banyak netizen Indonesia yang merundung akun Twitter GothamChess dengan berbagai komentar tak sedap.

Netizen Indonesia gak rela Pak Dadang diperlakukan seperti itu. Ali sendiri bahkan tampak geram, dan mengimbau warganet Indonesia untuk berhenti menyerang Levy, namun nampaknya tidak digubris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com