Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan YouTuber yang Bikin Platform Video Streaming Pesaing YouTube

Kompas.com - 10/03/2021, 10:00 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - YouTube saat ini menjadi platform berbagi video paling terkemuka. Tidak sedikit kreator konten yang menjadikan YouTube sebagai sumber penghasilan mereka.

Namun, hal ini tidak menghentikan sejumlah kreator konten YouTube untuk mengembangkan platform berbagi video mereka sendiri. Siapa saja mereka?

Dave Wiskus

Hal inilah yang dilakukan Dave Wiskus. Ia dan 75 kreator konten komunitas Standard.TV mendirikan layanan streaming WatchNebula atau Nebula pada Mei 2019 lalu.

WatchNebula atau Nebula merupakan salah satu platform streaming video yang disebut-sebut sukses menyaingi YouTube.

Nebula sendiri didirikan oleh Dave Wiskus dan dibangun di atas premis sederhana, yakni memberikan kebebasan kepada para kreator konten dari algoritma YouTube.

Selain itu, di Nebula para kreator konten bisa membuat konten apapun yang mereka kehendaki tanpa takut "dihukum" oleh platform tersebut.

Salah satu kreator konten di Nebula, Jordan Harrod, yang juga merupakan mahasiswa S3 di Harvard, mengungkapkan ada jenis-jenis konten video yang sulit ia bahas di YouTube dan melihat Nebula sebagai platform yang tepat untuk mempublikasinya.

Misalnya, ia biasanya membuat video tentang kecerdasan buatan, etika AI, dan teknologi medis. Menurutnya, konten seperti itu tidak "tepat" atau tidak bisa selalu diterima di YouTube.

"Pasti ada topik yang saya temukan yang menurut saya akan sulit untuk dibahas di YouTube," jelasnya.

Baca juga: Sejarah YouTube, Berawal dari Situs Kencan Online hingga Dibeli Google

Selain soal topik, Harrod juga mengungkapkan algoritma YouTube juga kerap membuatnya merugi. Harrod mencontohkan, ia pernah membuat membuat video yang mengeksplorasi bagaimana algoritma memoderasi hate speech secara online.

Ironisnya, algoritma YouTube malah menandai video itu sebagai konten hate speech. Alhasil, video milik Harrod tersebut akhirnya dibatasi. Karena hal ini, Harrord kehilangan jumlah penayangan yang ia dapatkan sebelumnya.

Bukan hanya Harrod, kreator konten bernama Lindsay Ellis juga pernah mengalami hal serupa. Ketika itu ia membuat video tentang transfobio dalam budaya populer. Namun akhirnya video itu juga dibatasi karena algoritma YouTube yang keliru.

Akhirnya Ellis memilih membuat video di situs Nebula. Salah satu alasannya ialah karena pendapatannya di Nebula hampir setara dengan yang ia dapatkan dari Google AdSense di YouTube.

Di Nebula, penonton memang perlu membayarkan biaya langganan 5 dollar AS atau sekitar Rp 71.000 dalam sebulan untuk dapat mengakses semua konten di platform tersebut. Saat ini, perusahaan mengklaim ada 200.000 pelanggan berbayar di Nebula.

Tampilan para kreator konten di Nebula.BBC Tampilan para kreator konten di Nebula.
Linus Sebastian

Tak hanya David Wiskus dan kawan-kawannya yang mengembangkan platform streaming videonya sendiri. YouTuber teknologi kenamaan dunia, Linus Sebastian, juga memulai debut situs berbagi video miliknya bernama Floatplane.

Halaman:
Sumber BBC


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com