Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telegram Dapat Suntikan Dana Rp 2,1 Triliun, Buka Kantor di Abu Dhabi

Kompas.com - 25/03/2021, 16:31 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan penyedia layanan aplikasi perpesanan Telegram baru-baru ini mendapatkan suntikan dana sebesar 150 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,1 triliun.

Investasi tersebut berasal dari dua perusahaan pendanaan asal Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), yakni Mubadala (75 juta dolar AS/Rp 1,05 miliar) and Abu Dhabi Catalyst Partners (75 juta dolar AS/Rp 1,05 miliar. 

Adapun suntikan dana ini merupakan hasil dari penjualan surat utang/obligasi (bonds) lima tahun sebelum Telegram melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada 2026 mendatang.

Baca juga: Update Telegram Ada Fitur Baru Mirip Clubhouse

Obligasi ini sendiri berjenis convertible bonds, di mana nantinya obligasi tersebut bakal bisa dikonversikan ke saham dengan nilai yang setimpal, apabila Telegram benar-benar IPO di waktu yang telah ditentukan.

Dengan investasi ini, Telegram bakal membuka kantor baru di wilayah Abu Dhabi, UEA untuk memperkuat eksistensinya di negara tersebut, dan di sekitar wilayah Timur Tengah.

"Kami merasa terhormat atas investasi senilai 150 juta dollar AS ke Telegram dari Mubadala dan Abu Dhabi Catalyst Partners," ujar pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov, dikutip KompasTekno dari TechCrunch, Kamis (25/3/2021).

"Kami juga antusias untuk mengembangkan kemitraan strategis ini demi melanjutkan kiprah Telegram di kawasan MENA (Middle East & North Africa) dan tentunya secara global," imbuh Durov. 

Dapat suntikan Rp 14,4 trilun

Pengumuman Durov di channel resmi Telegram miliknya.KOMPAS.com/Bill Clinten Pengumuman Durov di channel resmi Telegram miliknya.

Dalam kanal resminya di platform Telegram, Durov sendiri mengaku telah mendapatkan suntikan dana lebih dari 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14,4 triliun dalam bentuk obligasi.

Dari angka tersebut, 150 juta dolar AS konon berasal dari dari dua investor asal Dubai tadi.

Durov sendiri tidak mengungkap siapa-siapa saja yang menyuntikkan dana kepada perusahaan teknologi tersebut.

Namun, ia mengklaim bahwa mereka yang berinvestasi merupakan para investor besar "ternama" yang berasal dari seluruh dunia.

Menurut Durov, beragam suntikan dana ini bakal dipakai untuk mempertahankan, sekaligus mengembangkan layanan Telegram di kawasan operasionalnya di seluruh dunia, mengingat perusahaan ini adalah perusahaan independen.

"Suntikan dana ini juga akan digunakan untuk mengimplementasikan strategi monetisasi di Telegram yang telah saya umumkan pada Desember lalu," imbuh Durov.

Adapun strategi yang dimaksud merupakan penyisipan iklan di beragam kanal umum (Public Channel) yang tersebar di Telegram. Artinya, percakapan pribadi di platform tersebut belum akan diganggu oleh iklan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Software
Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Gadget
Apple Gelar Acara 'Let Loose' 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Apple Gelar Acara "Let Loose" 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Gadget
Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com