Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendiri Telegram: Pengguna iPhone Adalah "Budak Digital" Apple

Kompas.com - 21/05/2021, 18:34 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber Telegram

KOMPAS.com - Pendiri Telegram, Pavel Durov, belakangan meradang kepada Apple. Pemicunya adalah artikel New York Times yang mengungkap peranan Apple dalam kegiatan pengawasan dan sensor di China.

Durov mengatakan sikap Apple yang tunduk kepada pemerintah negeri tersebut sebenarnya tak aneh karena perusahaan-perusahaan teknologi besar seringkali lebih mengutamakan profit ketimbang kebebasan.

Khusus untuk Apple, pabrikan itu disebutnya "sangat efisien" mendulang untung dengan menjual perangkat berteknologi usang yang dihargai kelewat mahal, kepada konsumen yang dikunci di dalam ekosistem eksklusif.

Baca juga: Telegram Ajak Pengguna WhatsApp Hapus Aplikasi

"Memiliki iPhone membuat Anda jadi budak digital Apple - Anda hanya bisa memakai aplikasi yang dibolehkan Apple dari App Store, dan Anda hanya bisa menggunakan iCloud Apple untuk mencadangkan data," tulis Durov di kanal Telegram miliknya.

Posting pendiri Telegram Pavel Durov yang menyebut bahwa pemilik iPhone adalah budak digital AppleTelegram/ Durov's Channel Posting pendiri Telegram Pavel Durov yang menyebut bahwa pemilik iPhone adalah budak digital Apple
Pendekatan "totaliter" ala Apple ini, menurut Durov, senada dengan sikap Partai Komunis China sehingga keduanya pun akrab. Lewat Apple, lanjutnya, pemerintah China sepenuhnya bisa mengendalikan data dan aplikasi warganya yang menggunakan iPhone.

Durov menyebut layar iPhone sebagai salah satu "teknologi usang yang dihargai kelewat mahal". Refresh rate yang didukung hanya 60 Hz, tertinggal jauh dari panel 120 Hz di ponsel-ponsel Android yang menampilkan animasi gerakan lebih mulus.

"Setiap kali saya harus menggunakan iPhone untuk menguji aplikasi iOS, saya merasa seperti terlempar ke abad pertengahan," ujar Durov lagi.

Menurut laporan New York Times yang dihimpun KompasTekno, Jumat (21/5/2021), China penting bagi Apple karena di sanalah sebagian besar produknya dibuat. China juga menyumbang sekitar sepertlima dari pendapatannya.

Baca juga: Pernyataan Terbaru Pavel Durov soal Kemunculan Iklan di Telegram

Apple pun manut kepada China, termasuk dengan menyensor aplikasi-aplikasi App Store yang dipandang bisa bersinggungan dengan pemerintah, serta menyerahkan data pengguna dari China ke server yang dikelola oleh perusahaan milik pemerintah China pula.

Direktur Amnesty International untuk wilayah Asia, Nicholas Bequelin, mengatakan bahwa Apple telah menjadi bagian dari mesin sensor pemerintah China yang mengendalikan aktivitas-aktivitas di jaringan internet di sana.

"Kalau Anda lihat dari perilaku pemerintah China, Anda tak melihat ada perlawanan apapun dari Apple - tak ada sejarahnya membela prinsip yang menurut Apple selalu dijunjungnya tinggi-tinggi," ujar Bequelin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Telegram


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com