Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5G Diprediksi Membunuh PlayStation dkk

Kompas.com - 07/06/2021, 06:31 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Direktur Square Enix sekaligus produser game Final Fantasy, Naoki Yoshida, mengatakan kemunculan jaringan internet 5G akan mengubah tren dalam industri game.

Teknologi jaringan generasi kelima ini menurut Yoshida, akan "membunuh" konsol game populer seperti PlayStation, Xbox, hingga Nintendo.

"Setelah 5G menjadi standar global, pasti akan tiba saatnya kami mampu memindahkan gambar ke perangkat apa pun," ujar Yoshida.

Yoshida mengatakan, jaringan 5G akan memungkinkan pengembang untuk membawa game ke berbagai perangkat. Oleh karena itu, gamer tak lagi perlu mengandalkan perangkat konsol untuk bermain game.

"Kami pasti menuju ke arah itu, dan saya tidak berpikir virus corona akan memperlambat perubahan ini," imbuh Yoshida.

Baca juga: Ponsel Sudah Dukung 5G Telkomsel, Kenapa Belum Bisa Digunakan?

Hal ini membuka peluang bagi game berbasis cloud untuk mengubah tren industri game. Dua raksasa teknologi yakni Google dan Amazon sudah lebih dulu meluncurkan layanan cloud gaming Stadia dan Luna.

Meski demikian, para pelaku industri dan analis mengaku masih ragu untuk benar-benar menerima perubahan tersebut. Perangkat konsol sendiri masih terbilang eksis sejak kemunculannya pada pertengahan tahun 1970-an.

Terlebih lagi, belakangan ini pasar konsol telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari besarnya pendapatan yang dikantongi Square Enix.

Pengembang game tersebut mengaku telah meraih keuntungan tertinggi 47,2 miliar Yen (sekitar Rp 6,1 triliun), naik sebesar 44 persen dari pendapatan tahun 2020.

Kenaikan ini didorong oleh tingginya angka pejualan game Final Fantasy VII Remake dan sejumlah judul game baru lainnya di pasaran.

Baca juga: Dua Game Final Fantasy VII Akan Hadir di Android dan iOS

Yoshida menjelaskan, pandemi Covid-19 telah mendorong pengguna lebih banyak memanfaatkan waktu luangnya untuk bermain game.

"Dengan tinggal di rumah, ada lebih banyak peluang untuk menyalakan (konsol dan memainkannya)," tutur Yoshida, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Financial Times, Senin (6/6/2021).

Namun, tingginya popularitas konsol juga masih dibayangi oleh krisis chip global. Jika kelangkaan ini terus terjadi, kelompok riset Newzoo memprediksi tren konsol di pasaran akan turun 8,9 persen menjadi 49,2 miliar dollar AS (sekitar Rp 700,8 triliun).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com