KOMPAS.com - Sebanyak 18 channel (saluran) TV kabel akan berhenti siaran di Indonesia mulai 1 Oktober 2021. Hal itu menyusul keputusan yang dibuat oleh perusahaan media dan hiburan Disney.
Disney menghentikan siaran 18 channel TV ini tersebut untuk seluruh wilayah Hong Kong dan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.
Dengan demikian, seluruh pelanggan TV berbayar di Indonesia, termasuk pelanggan First Media, Indovision, Nextmedia, MNC Sky Vision, dan Indihome, tak lagi bisa mengakses channel TV tersebut mulai 1 Oktober mendatang.
Baca juga: Cara Mengubah TV Biasa Menjadi TV Digital
Adapun ke-18 channel TV yang ditutup, dikutip KompasTekno dari Variety, Kamis (30/9/2021), sebagian besar adalah channel hasil akuisisi Disney atas 21st Century Fox pada 2019 lalu.
Ke-18 channel tersebut adalah sebagai berikut:
Baca juga: Perbandingan Harga Langganan Netflix, Viu, Amazon Prime, dan Disney Plus di Indonesia
Disney sendiri diketahui memiliki 22 channel TV. Dengan ditutupnya 18 saluran TV di atas, maka tinggal empat layanan TV yang dipertahankan, yakni:
Keempat channel TV itu akan tetap tersedia di layanan TV kabeldi Indonesia yang mendukungnya.
Namun pengguna di Indonesia tak perlu khawatir, ke-18 saluran TV tersebut meski tidak bisa ditonton di jaringan TV berbayar, akan tetap bisa dinikmati lewat layanan streaming Disney Plus Hotstar, yang sudah tersedia di Tanah Air.
Disney menjelaskan alasan penutupan siaran 18 kanalnya itu karena perubahan strategi bisnis. Disney mengaku tengah beralih bisnis model yang kelak akan berbasis layanan streaming.
Penutupan 18 kanal atau saluran televisinya adalah untuk efisiensi dan mengembangkan bisnis Disney Plus.
Baca juga: Cara Menghemat Kuota Internet untuk Menonton Netflix dan Disney Plus
“Ini adalah upaya global The Walt Disney Company untuk beralih ke model D2C (Direct-to-consumer) dan selanjutnya mengembangkan layanan streaming,” sebut Disney.
Disney mengaku akan mengkonsolidasikan bisnis jaringan media utamanya di Asia Tenggara dan Hong Kong agar lebih efisien dan efektif dengan kebutuhan bisnis saat ini dan di masa depan.
Analis investasi Richard Greenfield mengatakan, paket berlangganan TV berbayar telah dirusak oleh strategi perusahaan yang mendukung bisnis layanan streaming.
“Perusahaan seperti seperti Disney lebih mengutamakan rilis konten eksklusif di platform streaming sendiri daripada memasukkan pada program channel mereka di TV kabel," ujar Greenfield.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.