Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telegram Makin Populer, Kini Telah Diunduh 1 Miliar Kali

Kompas.com - 31/08/2021, 18:15 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aplikasi pesan instan Telegram kian populer. Kini, Telegram sudah di-download hingga 1 miliar kali secara global, menurut laporan terbaru dari firma riset Sensor Tower.

Capaian ini diraih Telegram pada Jumat pekan lalu. Seperti rival terbesarnya, WhatsApp, pasar utama Telegram adalah India yang menyumbang 22 persen dari total pemasangan Telegram.

Menurut e-Marketer, India menjadi negara yang paling banyak menggunakan WhatsApp dengan jumlah pengguna mencapai 390 juta.

Selain India, Rusia dan Indonesia disebut menyumbang masing-masing 10 persen dan 8 persen terhadap total jumlah unduhan Telegram secara global. Sejak awal 2021, angka download Telegram terus meningkat cukup signifikan.

Baca juga: Cara Menggunakan Fitur Pesan Hilang Otomatis di Telegram

Pada paruh pertama tahun 2021, jumlah pemasangan aplikasi Telegram mencapai 214,7 juta, naik 61 persen dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 133 juta pemasangan.

Kesuksesan Telegram pada awal tahun 2021 ikut dipengaruhi oleh kebijakan privasi WhatsApp yang menimbulkan kontroversi.

Saat itu banyak pengguna WhatsApp sesumbar ingin hijrah ke aplikasi pesan instan lain, seperti Telegram dan Signal.

Telegram mengklaim jumlah pengguna aktif bulanan pada minggu pertama pada Januari mencapai 500 juta, di mana 25 juta pengguna baru di antaranya bergabung ke Telegram dalam kurun waktu 72 jam.

Dengan capaian baru ini, Telegram menjadi aplikasi ke-15 di dunia yang tembus 1 miliar unduhan secara global, menurut data dari Sensor Tower sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Tech Crunch, Selasa (31/8/2021).

Selain Telegram, aplikasi lain yang masuk dalam daftar tersebut adalah Messenger, Facebook, Instagram, Snapchat, Spotify, dan Netflix.

Baca juga: Telegram Kedatangan Fitur Group Video Call

Sedikit catatan, aplikasi yang dirinci Sensor Tower tidak termasuk aplikasi bawaan Google yang terinstal di ponsel Android.

Popularitas Telegram berdampak pada bisnis perusahaan. Bulan Maret lalu, Telegram mendapat suntikan dana segar sebesar 150 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,1 triliun.

Selain itu, perusahaan juga menarik lebih dari 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 14,3 triliun) dalam pembiayaan utang dengan menjual obligasi.

Investasi itu berasal dari dua perusahaan pendanaan asal Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), yakni Mubadala (75 juta dolar AS/Rp 1,05 miliar) and Abu Dhabi Catalyst Partners (75 juta dolar AS/Rp 1,05 miliar. Dengan investasi ini, Telegram membuka kantor baru di Abu Dhabi, UEA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com