Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Steve Jobs lewat Pandangannya tentang Kehidupan

Kompas.com - 06/10/2021, 06:37 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sepuluh tahun sudah Steve Jobs berpulang. Sang pendiri Apple ini meninggal dunia pada 5 Oktober 2011 setelah berjuang melawan kanker pankreas selama delapan tahun. Jobs memang telah pergi, tetapi inovasi dan pemikirannya masih terus menginspirasi.

Pria berzodiak Pisces ini lahir pada 24 Februari 1955 di San Francisco, California, AS, dari pasangan Joanne Schieble dan Abdulfattah Jandali, seorang imigran asal Suriah. Ia terlahir dengan nama Abdul Lateef Jendali.

Hubungan Schieble dan Jandali rupanya tak direstui, sehingga sang ibu menyerahkan Steve untuk diadopsi tak lama setelah dilahirkan. Jobs kecil kemudian diadopsi oleh orangtua angkatnya, Paul dan Clara Jobs, dan berganti nama menjadi Steve Paul Jobs.

Baca juga: Ayah Steve Jobs, Imigran Muslim yang Menyesal Tak Mengenal Anaknya

Bersama orangtua angkatnya, Jobs tinggal di Silicon Valley, kawasan industri elektronik terkemuka di AS dan dunia.

Cerdas dan pemberani

Jobs kecil dikenal sebagai anak yang usil nan cerdas. Kecerdasannya membuat ia sempat ditawari program akselerasi untuk lompat kelas ke jenjang menengah atas. Namun, tawaran itu ditolak orangtua angkatnya.

Kecintaan Jobs terhadap dunia teknologi terlihat sejak usia 12 tahun. Saat itu, Jobs melihat demonstrasi kerja sebuah perangkat komputer di Hewlett-Packard Explorer Club. Ia pun kerap menghadiri sesi seminar di pabrik Hewlett-Packard (HP) saat masih di bangku SMA.

Baca juga: Cerita Bos Xiaomi Indonesia Alvin Tse, Ubah Cita-cita Setelah Berjumpa Steve Jobs

Tidak cuma cerdas, Jobs juga pemberani dan bisa dibilang "nekat". Pernah di suatu kesempatan, Jobs "memalak" CEO HP saat itu, William Hewlett, dan meminta komponen mesin komputer.

Keberanian Jobs rupanya membuat Hewlett terkesan dan mengabulkan keinginannya. Tidak cuma itu, Jobs juga ditawari magang selama libur musim panas di HP.

Dari garasi menjadi perusahaan terkaya di dunia

Rumah di Los Altos tempat Steve Jobs dan Setve Wozniak membangun Apple yang dijadikan situs historisKevork Djansezian/ Getty Images Rumah di Los Altos tempat Steve Jobs dan Setve Wozniak membangun Apple yang dijadikan situs historis

Setelah lulus dari SMA Homestead tahun 1972, Jobs disebut pernah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi seni Reed College di Portland, Oregon. Tapi, Jobs hanya bertahan selama dua tahun dan memutuskan untuk keuar.

Tiga tahun setelah lulus SMA, Seteve bergabung dengan sebuah klub bernama Homebrew Computer Club. Di klub itu dia bersua dengan teman SMA-nya, Steve Wozniak. Kala itu, Wozniak tengah mencoba merakit komputer mini.

Baca juga: Kisah dan Mitos di Balik Logo Apple

Ketrampilan Wozniak membuat Jobs tertarik dan mengajaknya untuk membangun Apple Computer Company di tahun 1976. Konon, merek "Apple" (buah apel) terinspirasi dari kenangan bahagia Jobs di musim panas ketika menghabiskan waktu untuk memetik buah apel.

Apple tumbuh dari sebuah garasi di rumah Jobs di Los Altos, California. Selain Wozniak, Jobs juga mengajak satu rekannya lagi, yakni Ronald G Wayne untuk mendirikan Apple hingga resmi berdiri pada 1 April 1976.

John Sculley (tengah) diapit oleh dua pendiri Apple, Steve Jobs dan Steve WozniakSal Veder/AP John Sculley (tengah) diapit oleh dua pendiri Apple, Steve Jobs dan Steve Wozniak

Apple didirikan dengan modal patungan dari hasil penjualan mobil Volkswagen milik Jobs dan kalkulator canggih milik Wozniak. Produk pertama yang dilahirkan adalah Apple I yang masih berupa papan sirkuit.

Sekitar 45 tahun setelah didirikan, Apple menjelma sebagai perusahaan terkaya sedunia pada tahun 2021. Nilai valuasi Apple melampaui pesaing beratnya, Google dan Amazon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com