Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/11/2021, 06:49 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Yahoo, perusahaan internet yang dikenal dengan layanan mesin pencari, e-mail, dan direktori populer, resmi angkat kaki dari China. Layanan-layanan yang disediakan oleh Yahoo sudah tidak bisa lagi diakses di China mulai awal bulan ini.

Yahoo menjadi perusahaan teknologi beken kedua yang hengkang dari Negeri Tirai Bambu sejak sebulan belakangan, setelah LinkedIn (Microsoft) memutuskan tutup pada pertengahan Oktober 2021. Yahoo mengatakan keputusannya didasari situasi regulasi yang makin ketat di China.

"Sebagai pengakuan atas meningkatnya tantangan dari lingkungan bisnis dan hukum di China, layanan Yahoo tidak dapat lagi diakses dari China Daratan mulai 1 November," kata juru bicara Yahoo.

Baca juga: Microsoft Tutup LinkedIn di China Akhir 2021

Hengkangnya Yahoo dari China tersebut bertepatan dengan diberlakukannya Undang-Undang (UU) Perlindungan Informasi Pribadi China. UU privasi itu disinyalir bakal mengekang pengumpulan data pengguna China oleh perusahaan teknologi, seperti Yahoo, misalnya.

Namun, Yahoo sendiri tidak menyebutkan secara langsung apakah penerapan undang-undang privasi tersebut menjadi salah satu faktor di balik penutupan layanannya.

Layanan-layanan Yahoo yang dihentikan di China

Pasca pengumuman hengkang tersebut, pengguna internet China pun mendapatkan notifikasi terkait penghentian sejumlah layanan yang disediakan atau di-hosting oleh Yahoo. Misalnya, dari web browser AOL.com, dan sejumlah situs media seperti Tech Crunch dan Engadget.

Bahkan layanan cuaca Yahoo Weather sudah menampilkan notifikasi tersebut sejak Oktober, sebelum benar-benar dihentikan operasinya pada Senin (1/11/2021) lalu.

Baca juga: Hari Ini 11 Tahun yang Lalu, Startup Indonesia Koprol Diakuisisi Yahoo

Situs antisensor Applecensorship.com turut melaporkan, aplikasi Yahoo Finance (berita keuangan dan data) serta Yahoo Mail sudah lebih dulu menghilang dari toko aplikasi App Store China sejak 14 Oktober. Aplikasi ini disebut tidak terlalu banyak dipakai di Negeri Tirai Bambu itu.

Yahoo sendiri masuk ke pasar China pada 1999, dengan meluncurkan layanan e-mail, mesin pencarian, dan layanan penerjemahan bahasa untuk artikel-artikel dari Amerika Serikat.

Yahoo MailShuterstock Yahoo Mail
Sejak adanya kesepakatan kerja sama pada 2005, sebagian besar kegiatan operasional Yahoo dijalankan perusahaan teknologi raksasa milik Jack Ma, Alibaba Group Holding. Namun, beberapa waktu belakangan, Alibaba juga secara bertahap menghentikan layanan Yahoo.

Pada 2021, atau setelah 22 tahun hadir di China, Yahoo pun akhirnya memutuskan untuk hengkang.

Ketatnya regulasi di China sudah berdampak ke sejumlah pemain di industri teknologi. Selain Yahoo dan LinkedIn yang notabene dari AS, pemain lokal juga terimbas. Misalnya Tencent memutuskan untuk menghentikan game Fortnite di China mulai 15 November mendatang.

Baca juga: Misteri Keberadaan Jack Ma di Hong Kong

Pemerintah China belakangan menerapkan serangkaian pembatasan bermain untuk anak-anak serta menunda proses approval untuk aneka game baru, sebagamana dihimpun KompasTekno dari The Wall Street Journal, Selasa (9/11/2021).

Raksasa e-commerce, Alibaba, juga dijatuhi denda senilai lebih dari Rp 40 triliun pada awal tahun ini karena tudingan monopoli. Sementara pendirinya, Jack Ma, menghilang dari publik semenjak mengkritik pemerintah China pada Oktober 2020.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com