Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bitcoin dkk Anjlok karena Varian Baru Covid-19

Kompas.com - 26/11/2021, 20:48 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber Euronews

KOMPAS.com -Harga Bitcoin kembali mengalami penurunan. Pada Jumat (26/11/2021), nilai cryptocurrency terbesar di dunia itu dilaporkan menyusut hingga 8 persen dalam kurun waktu 24 jam, menjadi sekitar 54.000 dollar AS atau sekitar Rp 776 juta per keping.

Angka tersebut merupakan poin harga terendah untuk Bitcoin sejak Oktober lalu. Dibandingkan titik harga tertingginya di kisaran 69.000 dollar AS (sekitar Rp 992 juta) yang dicapai pada November 2021, nilai Bitcoin hingga pekan ini sudah terpangkas 20 persen.

Baca juga: Harga Bitcoin Pecahkan Rekor Tertinggi, Tembus Rp 930 Juta Per Keping

Mata uang kripto lainnya bernasib serupa dalam priode waktu yang sama. Ethereum, cryptocurrency terbesar kedua setelah Bitcoin, terjerembap hampir 11 persen ke kisaran 4.000 dollar AS (Rp 57,5 juta) per keping. XRP turun 11 persen menjadi 94 sen (Rp 13.500).

Dihimpun KompasTekno dari Yahoo Finance, Jumat (26/11/2021), penyebab turunnya harga kripto kali ini disinyalir berhubungan dengan kemunculan varian baru Covid-19 di Benua Afrika.

Harga mata uang kripto terpantau menurun pada Jumat (26/11/2021).Yahoo Finance UK Harga mata uang kripto terpantau menurun pada Jumat (26/11/2021).

Pada Kamis kemarin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan ditemukannya varian B.1.1.529 yang mengandung lebih dari 30 mutasi. Sejumlah negara dilaporkan sudah menangguhkan penerbangan ke wilayah Afrika.

"Investor berupaya mengurangi exposure mereka terhadap ketidakpastian terkait efek varian baru Covid terhadap ekonomi dan pasar keuangan," ujar Farah Mourad, senior market analyst di XTB Crypto.

Baca juga: Ambisi China Hancurkan Bitcoin dan Semua Kripto

Selain itu, ada ancaman lain terhadap kripto dari regulator. Awal pekan ini, pemerintah India mengumumkan rencana untuk mengeluarkan undang-undang yang akan melarang sebagian besar cryptocurrency.

"Ini bisa berdampak, menghasilkan fluktuasi seperti saat China melarang kripto," imbuh Mourad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com