Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telegram Adalah Aplikasi Paling Buruk, Menurut Signal dan Diamini WhatsApp

Kompas.com - 28/12/2021, 13:03 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini, sebagian besar orang sudah mengandalkan layanan perpesanan instan, seperti WhatsApp, Telegram, dan Signal untuk berkomunikasi.

Ketiga aplikasi pesan instan ini tentu saja saling bersaing memberikan fitur terbaik untuk memenuhi kebutuhan penggunanya.

Namun, dari ketiganya, Telegram dituding kompetitornya sebagai aplikasi perpesanan instan yang memiliki privasi pengguna paling buruk. Mengapa demikian?

Predikat Telegram sebagai "aplikasi paling buruk" itu diberikan oleh pendiri Signal, Moxie Marlinspike belum lama ini.

Dalam sebuah utas di Twitter pribadinya dengan handle @moxie, Marlinspike tak memungkiri bahwa Telegram merupakan aplikasi yang memiliki banyak fitur menarik.

"Namun dalam hal privasi dan pengumpulan data, tidak ada pilihan yang lebih buruk (dibandingkan dengan Telegram)," tuit @moxie.

Yang menarik, CEO WhatsApp Will Cathcart juga mengamini pendapat Marlinspike.

Pasalnya, menurut pantauan KompasTekno, Cathcart terlihat me-retweet kicauan Marlinspike yang menyebutkan bahwa Telegram merupakan aplikasi paling buruk bila menyangkut soal privasi pengguna.

Bos WhatsApp me-retweet twit founder Signal Moxie Marlinspike yang menyebut Telegram sebagai aplikasi terburuk soal privasi pengguna.thenews.com.pk Bos WhatsApp me-retweet twit founder Signal Moxie Marlinspike yang menyebut Telegram sebagai aplikasi terburuk soal privasi pengguna.

Pesan disimpan dalam plaintext di server

Masih dalam utas yang sama, Marlinspike menjelaskan cara kerja "sebenarnya" dari sistem privasi perpesanan di Telegram yang ia anggap buruk itu.

Menurut Marlinspike, Telegram menyimpan semua kontak, grup, media, dan setiap pesan yang pernah dikirimkan atau diterima pengguna dalam teks biasa (plaintext) di server mereka.

Karena disimpan dalam plaintext, artinya kontak, grup, media, dan setiap pesan milik pengguna tidak diacak menggunakan sistem enkripsi.

"Aplikasi di ponsel Anda hanyalah "tampilan" ke server mereka, tempat data sebenarnya berada. Hampir semua yang Anda lihat di aplikasi, Telegram juga melihatnya," twit @moxie.

Marlinspike juga turut menyertakan cara sederhana untuk membuktikan klaimnya itu. Ia meminta pengguna untuk menghapus aplikasi Telegram, lalu menginstal ulang aplikasi Telegram di ponsel yang baru.

Pengguna juga diminta mendaftarkan nomor ponsel yang sama pada aplikasi Telegram di ponsel yang baru. Dengan begitu, pengguna akan langsung dapat melihat semua riwayat percakapan, kontak, grup, hingga media (foto, video) yang pernah pengguna bagikan.

"Bagaimana bisa? Karena semuanya ada di server mereka (Telegram) dalam plaintext," pungkas @moxie.

Baca juga: 7 Fitur Telegram yang Jarang Diketahui dan Cara Menggunakannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com