Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Facebook dan Google Cemaskan Detik Kabisat yang Bisa Picu Kekacauan Internet

Kompas.com - Diperbarui 28/07/2022, 07:42 WIB
Bill Clinten,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Sumber CNET,Meta

KOMPAS.com - Pekan ini, empat perusahaan besar di industri teknologi, yaitu Google, Microsoft, Meta, dan Amazon resmi meluncurkan inisiatif publik demi menghilangkan kebijakan waktu dunia yang disebut dengan detik kabisat (leap second).

Sederhananya, detik kabisat adalah satu detik yang ditambahkan regulator pengawas waktu global ke dalam penghitungan standar waktu dunia (International Atomic Time/Temps Atomique International (TAI)).

Dengan penambahan satu detik itu, regulator tersebut bakal menetapkan bahwa waktu 24 jam dalam satu hari akan dberakhir di pukul 23:59:60, alih-alih di pukul 23:59:59. Setelah penambahan waktu itu, barulah jam dunia atau hari akan berganti pada pukul 00:00:00.

Baca juga: Detik Kabisat, Apakah Segawat “Y2K?

Konon, penambahan detik kabisat ini dilakukan untuk menyesuaikan waktu dunia dengan pergerakan atau rotasi bumi dari waktu ke waktu. Sepanjang sejarah, detik kabisat sendiri disebut sudah ditambahkan sebanyak 27 kali dalam TAI.

Nah, karena waktunya bertambah satu detik, maka sistem komputer dan internet, yang biasa mengacu pada informasi waktu spesifik untuk pemrosesan data dan lain sebagainya, bisa mengalami kekacauan karena kekeliruan waktu.

Selain itu, internet, yang juga mengandalkan informasi waktu untuk menentukan proses transfer data antarkomputer dan lain sebagainya, juga bisa tumbang apabila platform digital yang ada di dalamnya tak menyesuaikan sistemnya ke "waktu terbaru". 

Baca juga: Begini Cara Google Hadapi Detik Kabisat

Kekacauan yang bisa terjadi ini menjadi alasan utama mengapa Google, Microsoft, Meta, dan Amazon meluncurkan inisiatif untuk menghapuskan penambahan detik kabisat.

Terlebih, keempat perusahaan teknologi besar itu menyebut bahwa masalah yang ditimbulkan dari penambahan detik kabisat akan lebih banyak dari benefit yang ditawarkan, yaitu waktu yang sesuai dengan rotasi bumi tadi.

Tidak perlu leap second dalam ribuan tahun ke depan

Ilustrasi waktuiStockphoto.com/kvkirillov Ilustrasi waktu

Selain kekacauan yang bisa ditimbulkan, penambahan leap second terhadap TAI juga dianggap tidak penting, lantaran rotasi bumi belum mengalami perubahan signifikan sepanjang sejarah bumi itu sendiri.

Bahkan, seorang peneliti dari Meta, Ahmad Byagowi mengatakan bahwa tanpa adanya penambahan dalam detik kabisat, internet kemungkinan akan aman hingga ribuan tahun ke depan.

Baca juga: Cara Situs Belanja Terbesar Tangkal Detik Kabisat

"Kami memprediksi bahwa jika tetap menggunakan sistem waktu TAI tanpa adanya penambahan detik kabisat, maka internet kita mungkin akan tetap baik-baik saja selama 2.000 tahun ke depan," ujar Byagowi, dikutip KompasTekno dari Cnet, Rabu (27/7/2022).

"Setelah ribuan tahun itu, barulah penambahan detik kabisat mungkin diperlukan," tambah Byagowi.

Byagowi melanjutkan bahwa penambahan detik kabisat sejatinya bakal memberikan efek buruk yang sangat signifikan bagi aneka perangkat lunak (software) di dunia.

"Terutama bagi software yang mengandalkan waktu atau pembuat jadwal supaya software tersebut berjalan dengan lancar," jelas Byagowi.

Baca juga: 400 Penerbangan Tertunda Akibat Detik Kabisat 2012

Halaman:
Sumber CNET,Meta
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com