Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasuna Said Jadi Google Doodle Hari Ini, Wanita Minang Pejuang Kemerdekaan

Kompas.com - 14/09/2022, 07:16 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Logo Google tampil dengan desain doodle yang spesial hari ini, Rabu (14/9/2022).

Apabila mengakses URL Google.com dan Google.co.id, Anda akan "disapa" dengan ilustrasi sosok wanita berkacamata dan berkerudung. Wanita itu tampak sedang memegang sebuah mikrofon yang menyerupai huruf "O" pada kata "Google". Ada pula beberapa carik kertas yang menghiasi di latar belakang.

Sosok wanita itu berdiri di depan kelompok wanita muslimah lainnya, layaknya pemimpin, dengan ekspresi yang sumringah. 

Baca juga: Mangkuk Ayam Jago Muncul di Google Doodle, Apa Cerita di Baliknya?

Dia adalah Hajjah Rangkayo Rasuna Said, sosok wanita pejuang kemerdekaan yang vokal menyuarakan adanya persamaan hak antara pria dan wanita, terutama di masalah pendidikan.

Gagasan-gagasannya itu disampaikan lewat tulisan-tulisannya yang tajam. Rasuna "ditakuti" oleh Belanda dan sempat dipenjara karena pemikiran dan keberaniannya.

Nah, Google Doodle hari ini spesial dipersembahkan untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-112 Hajjah Rangkayo Rasuna Said.

Baca juga: Google Doodle 17 Agustus 2022 Rayakan HUT Ke-77 RI dengan Kembang Api Merah Putih

Rasuna Said si perempuan berpendidikan

Rasuna SaidNational Geographic Indonesia Rasuna Said
Hajjah Rangkayo Rasuna Said lahir pada 14 September 1910 di Desa Panyinggahan, Maninjau, Agam, Sumatera Barat.

Rasuna lahir dari keluarga terpandang. Ayahnya, Haji Muhammad Said, adalah seorang tokoh pergerakan di Sumatera Barat sekaligus pengusaha sukses.

Sebagai putri dari keturunan bangsawan, Rasuna memiliki "privilege" untuk bisa mengenyam pendidikan dasar di sekolah Belanda.

Namun, kala itu dia memilih sekolah agama di desa yang tak jauh dari rumah selama 1916-1921. Setelahnya, dia melanjutkan pendidikan ke Pesantren Ar-Rasyidiyah. Rasuna menjadi satu-satunya santri perempuan di sekolah tersebut.

Baca juga: Google Doodle Hari Ini Tampilkan Timelapse Efek Perubahan Iklim dari Tahun ke Tahun

Dua tahun berselang, Rasuna masuk Sekolah Diniyah Putri, sebuah pondok pesantren modern khusus putri di Padang Panjang. Sekolah itu didirikan oleh Rahmah El Yunusiah.

Kala itu, popularitas Rasuna jauh di atas Rahmah. Dia digandrungi oleh banyak pelajar Diniyah Putri.

Namun, karena perbedaan gagasan, Rasuna menarik diri dari pesantren tersebut pada 1930. Ketika itu, Rasuna berpandangan bahwa kemajuan perempuan tidak hanya didapat dari mendirikan sekolah, tetapi juga disertai perjuangan politik.

Lepas dari Diniyah Putri, Rasuna belajar secara pribadi ke tokoh-tokoh intelektual Minangkabau.

Salah satunya adalah Haji Abdul Karim Amarullah atau Haji Rasul, seorang pendiri Sekolah Thawalib di Padang Panjang. Sekolah tersebut merupakan sekolah Islam modern pertama di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com