Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Miliar Ponsel Bakal Jadi Sampah Elektronik, Tingginya 60.000 Kali Burj Khalifa

Kompas.com - 18/10/2022, 09:47 WIB
Bill Clinten,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Sumber WEEE Forum

KOMPAS.com - Sekitar 5,3 miliar perangkat telepon seluler (ponsel/HP) diperkirakan bakal menjadi sampah elektronik di tahun 2022 ini.

Prediksi tersebut disampaikan Waste Electrical and Electronic Equipment (WEEE) Forum, sebuah organisasi nonprofit global yang biasa mengumpulkan dan mendaur ulang sampah elekronik global.

Bahkan, jika masing-masing unit dari miliaran ponsel tersebut memiliki dimensi ketebalan 9 mm dan ditumpuk satu sama lain, WEEE menaksir tingginya bakal mencapai sekitar 50.000 km.

Sebagai gambaran, angka tersebut kira-kira 60.000 kali tinggi menara Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab yang memiliki ketinggian 823-830 meter dan masih menjadi menara tertinggi di dunia saat ini.

Baca juga: Jakarta Hasilkan Lebih dari 22 Ton Sampah Elektronik dalam 9 Bulan

Angka tersebut juga 120 kali lipat lebih tinggi dibanding jarak stasiun luar angkasa (International Space Station), atau seperdelapan jarak dari bumi ke bulan.

Ketua Umum WEEE, Pascal Leroy mengatakan angka ini merupakan cerminan bahwa masih banyak orang yang menyimpan ponsel mereka di lemari atau membuangnya ke tempat sampah.

Padahal, barang-barang elektronik tersebut seharusnya didaur ulang supaya tidak menjadi sampah elektronik.

"Orang cenderung tidak menyadari bahwa semua barang elektronik yang kecil ini memiliki dampak lingkungan yang cukup besar, apalagi kalau diakumulasikan secara global," ujar Leroy, bertepatan dengan Hari Sampah Elektronik Dunia alias International E-Waste Day pada 14 Oktober 2022 lalu.

HP salah satu penyumbang sampah elektronik terbanyak

Karena angka tersebut cukup mengkhawatirkan, WEEE mengatakan bahwa tahun ini pihaknya fokus untuk mengedukasi masyarakat untuk mengurangi sampah elektronik yang berasal dari barang-barang elektronik rumahan, terutama yang bentuknya kecil.

Adapun ponsel atau HP menjadi barang elektronik kecil keempat terbanyak yang menjadi sampah elektronik di rumah, terutama di kawasan Eropa.

Baca juga: Sampah Elektronik Semakin Menggunung di Asia

Urutan barang elektronik kecil di rumah yang menjadi sampah elektronik terbanyak di wilayah tersebut adalah sebagai berikut, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari WEEEForum, Senin (17/10/2022).

  1. Barang dan aksesori elektronik kecil seperti earphone, remote control, dll
  2. Barang elektronik rumahan kecil seperti jam dinding, setrika, dll
  3. Barang elektronik untuk mentransmisikan informasi seperti hard disk, keyboard, mouse, dll
  4. Ponsel dan smartphone
  5. Barang elektronik untuk membantu kegiatan memasak seperti alat pemanggang, blender, dll.

Terkait sampah elektronik yang menumpuk ini, WEEE mengimbau masyarakat untuk mendaur ulang barang-barang elektronik mereka yang tidak terpakai, mungkin dengan memberikannya kepada pihak terdekat yang benar-benar mampu mengelolanya.

Sebab, komponen-komponen yang didaur ulang tersebut bisa dipakai kembali untuk membuat barang elektronik lainnya.

Baca juga: Samsung Bikin Komponen Galaxy Z Fold 4 dkk dari Jaring Ikan Daur Ulang

Dengan begitu, para vendor pembuat barang elektronik tak perlu repot-repot mencari sumber daya alam mentah seperti emas, perak, paladium, dan lain sebagainya yang biasa menjadi material utama dalam pembuatan barang elektronik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WEEE Forum
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com