Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengguna Twitter Ramai-ramai Migrasi ke Medsos "Mastodon", Apa Itu?

Kompas.com - 09/11/2022, 12:03 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah pengguna Twitter memilih beralih ke platform alternatif lain setelah Twitter diambil alih Elon Musk akhir Oktober 2022. Salah satu jejaring sosial yang populer jadi pilihan adalah Mastodon.

Migrasi pengguna Twitter ini disebabkan karena kontroversi Elon Musk sebagai pemilik baru Twitter dan perubahan sejumlah produk Twitter.

Misalnya, di bawah kendali Musk, Twitter memungut biaya langganan Twitter Blue seharga 7.99 dollar AS (Rp 124.760) untuk pengguna yang ingin mendapatkan centang biru (verified account).

Media sosial Mastodon yang menjadi "sasaran" migrasi, dilaporkan mengalami pertumbuhan pesat sejak Elon Musk membeli Twitter.

Dalam sebuah unggahan di Mastodon, CEO and lead developer Mastodon, Eugen Rochko, mengeklaim hampir 500.000 pengguna telah bergabung dengan Mastodon sejak 27 Oktober atau bertepatan dengan hari di mana Elon Musk resmi menutup transaksi akuisisi.

Baca juga: Drama Twitter Setelah Elon Musk Berkuasa, PHK Massal hingga Makin Cari Cuan

Pertumbuhan pengguna baru yang mendaftar di Mastodon juga turut melonjak. Dari biasanya hanya sekitar 60-80 pendaftar per jam sebelum 27 Oktober, menjadi ribuan pendaftar per jam saat ini.

Rochko juga mengeklaim Mastodon telah memiliki 1 juta pengguna aktif bulanan (monthly active user) per Senin 7 November 2022. Ini merupakan tonggak sejarah baru bagi Mastodon sendiri sejak diluncurkan enam tahun silam.

Lantas, apa itu Mastodon yang banyak digunakan sebagai alternatif Twitter?

Mastodon, jejaring sosial terdesentralisasi

Ilustrasi tampilan timeline Mastodon.social.Mastodon.social Ilustrasi tampilan timeline Mastodon.social.
Mastodon adalah jejaring sosial terdesentralisasi dan bersifat terbuka (free, open-source decentralized social media platform). Mastodon diluncurkan oleh Eugen Rochko pada 2016.

Perangkat lunak Mastodon dikembangkan oleh Mastodon gGmbH, sebuah organisasi nirlaba Jerman yang dipimpin oleh Rochko.

Aplikasi ini bisa di-download di Google Play Store dan Apple App Store, atau bisa juga diakses lewat browser.

Dari segi tampilan, Mastodon memang memiliki antarmuka yang mirip seperti Twitter. Misalnya, di halaman muka, pengguna bisa melihat linimasa, explore, serta trending topic.

Halaman muka Mastodon juga memiliki tab "hashtag" (tagar) yang sering dipakai di platform serta tab "news" (berita) yang paling sering dibicarakan di platform.

Mastodon juga memiliki fitur yang hampir serupa dengan Twitter. Sebut saja fitur reply (balas), retweet, bookmark, like, favorite, hashtag (tagar), serta follow (mengikuti) pengguna lain.

Karena fitur dan tampilan yang mirip, tak heran sejumlah pengguna Twitter memutuskan beralih ke Mastodon.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com