Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesalahan Besar Mark Zuckerberg yang Berujung PHK Massal

Kompas.com - 10/11/2022, 13:02 WIB
Caroline Saskia,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber Meta

KOMPAS.com - Perusahaan induk Facebook dkk, Meta, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal secara global. Keputusan ini diungkap langsung oleh Mark Zuckerberg selaku CEO Meta melalui blog resmi perusahaan, Rabu (9/11/2022).

Jumlah karyawan yang kena PHK massal ini adalah sebanyak 13 persen dari total karyawan Meta, atau sekitar 11.000 karyawan. Keputusan berat yang perusahaan tak lepas dari kesalahan besar Mark Zuckerberg dalam menyusun strategi.

Zuckerberg mengambil keputusan yang salah dalam menganalisis kondisi dan situasi pasar. Ia membuat prediksi yang keliru dalam menghadapi perubahan di tengah pandemi. Kesalahan ini ia akui dalam pernyataan resminya.

Seperti yang diketahui, pandemi Covid-19 membuat orang-orang di dunia harus beralih dari aktivitas offline ke online. Peralihan aktivitas tersebut diduga akan melahirkan sebuah kebiasaan baru, bahkan usai pandemi.

Baca juga: Mark Zuckerberg Umumkan Sendiri Pemecatan 11.000 Karyawan Induk Facebook

“Banyak orang menduga ini (peralihan ke sarana online) akan menjadi akselerasi permanen yang akan terus berlanjut, bahkan setelah pandemi berakhir,” pungkas Zuckerberg, sebagaimana dikutip KompasTekno dari blog resmi Meta, Kamis (10/11/2022).

Zuckerberg pun berpendapat sama. Itulah alasan Meta sangat gencar berinvestasi pada setiap fitur dan produk yang diluncurkan.

Akan tetapi, kenyataan yang kini dihadapi berbanding terbalik. Perusahaan justru mengalami penurunan ekonomi makro, persaingan antar-kompetitor yang semakin kuat, dan kehilangan iklan. Sehingga, masalah tersebut membuat pendapatan perusahaan semakin anjlok dan jauh dari yang diharapkan.

"Saya keliru dan saya bertanggung jawab akan hal itu," imbuh Zuckerberg.

Karena kondisi tersebut, Meta mengetatkan penggunaan modal agar lebih efisien yaitu dengan mengalihkannya ke sektor prioritas seperti iklan dan platform bisnis Meta, metaverse serta kecerdasan buatan (AI).

Di sisi lain perusahaan memangkas anggaran perusahaan, mengurangi tunjangan hingga merestrukturisasi karyawan.

Laba terjun bebas

Pada laporan kuartal-III 2022, Meta memublikasikan pendapatannya sebesar 27,21 miliar dollar AS (Rp 430,1 triliun). Jumlah tersebut mengalami penurunan sekitar 4,5 persen dari pendapatan kuartal-III 2021 lalu.

Selain itu, keuntungan bersih Meta juga tampak memprihatinkan. Sebab, laba bersih perusahaan telah berkurang setengah bila dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun 2021 lalu.

Perbandingannya pada kuartal-III 2022, laba bersih Meta mencapai 4.395 miliar dollar AS (sekitar Rp 68,2 triliun), sedangkan kuartal-III 2021 sebesar 9.1.94 miliar dollar AS (Rp 142,7 trilun).

Baca juga: Induk Facebook PHK Lebih Banyak Karyawan Dibanding Twitter, Tapi...

Oleh karena itu, Meta mengambil langkah dengan membatasi pengunaan modal dengan mengalihkannya ke sektor prioritas. Sebut saja iklan, platform bisnis Meta, metaverse, dan kecerdasan buatan (AI).

Tidak hanya itu, Zuck juga menegaskan bahwa pohaknya tidak melakukan proses perekrutan karyawan baru, alias membekukan proses perekrutan, selama kuartal-I 2023 mendatang.

Halaman:
Sumber Meta
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com