Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan Twitter yang Kena PHK "Luntang-lantung" Belum Dapat Pesangon

Kompas.com - 08/01/2023, 13:00 WIB
Caroline Saskia,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber Wired

KOMPAS.com - Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di Twitter sudah terjadi sejak November 2022 lalu. Gelombang PHK pertama telah memangkas 3.700 karyawan, lalu disusul oleh gelombang dua yang memangkas 4.400 karyawan kontrak di perusahaan.

Elon Musk selaku CEO Twitter, dalam kicauan di akun Twitter pribadinya (handle @elonmusk) berjanji bahwa pegawai yang kena imbas PHK akan mendapat pasangon selama tiga bulan. Jumlah pesangonnya disebut bakal 50 persen lebih banyak dari ketentuan yang berlaku.

Namun, berjalan dua bulan setelahnya, kabar tersebut nihil. Pekerja yang terdampak tidak pernah mendapatkan informasi lanjutan terkait uang pesangon. Ketidakjelasan ini membuat sejumlah karyawan “luntang-lantung” dan kehilangan arah.

Baca juga: Data 200 Juta Pengguna Twitter Dibocorkan Gratis di Forum Hacker

Sejumlah mantan karyawan, tepatnya tujuh orang, mengaku mereka tidak di-follow up tentang informasi pesangon dan mengeluhkan masalah serupa ke outlet media asing, WIRED.

Seluruh identitas dari narasumber akan dirahasiakan. Beberapa dari mereka mengatakan jika identitasnya terungkap, hal tersebut ditakutkan dapat berpengaruh pada proses pemberian uang pesangon.

Salah satu mantan pegawai, yang kena PHK pada November lalu menjelaskan dirinya tengah menunggu proses hukum yang sedang berlangsung. Guna memastikan apakah perusahaan benar-benar akan memberi pesangon atau tidak. Karyawan lain, yang juga di-PHK di waktu yang sama, mengaku tidak mendengarkan kabar apa pun.

Tiga narasumber lainnya mengatakan mereka tengah berupaya meminta informasi lanjutan kepada perusahaan sejak dipecat pada November lalu. Perusahaan merespons bahwa pihaknya bakal memberi informasi lanjutkan setidaknya dua kali untuk mengirimkan rincian pesangon yang bakal diterima.

Namun, tampaknya penjelasan tersebut hanya “angin lewat” saja. Sebab, ketiga karyawan tersebut, hingga detik ini, masih tidak mendapatkan infromasi apapun. Untuk mempermudah gambaran, gelombang PHK yang dilakukan Twitter sudah dilakukan sejak November lalu, tetapi ada beberapa karyawan yang diperpanjang masa kerjanya.

Baca juga: Elon Musk Ingkar Janji, PHK di Twitter Masih Berlanjut

Dilansir KompasTekno dari WIRED, Minggu (8/1/2023), Twitter sempat diminta untuk tetap mempertahankan karyawannya hingga waktu yang sudah ditentukan. Karyawan yang berbasis di California tetap dipekerjaan hingga 4 Januari 2023, walau sebenarnya mereka juga tidak bekerja.

Dalih itu digunakan oleh Twitter guna mematuhi undang-undang ketenagakerjaan di negara tersebut. Makanya, ada beberapa karyawan yang sudah dipecat sejak November lalu, tetapi baru ada yang benar-benar berhenti pada awal Januari ini.

Laporan lainnya mengungkapkan bahwa karyawan di Inggris yang kena imbas PHK tidak mendapatkan informasi apa pun. Upaya yang dilakukan adalah mendikusikan masalah tersebut dengan melibatkan setidaknya 300 staff.

Sementara itu, mantan pegawai di AS melaporkan bahwa sebagian dari mereka mengajukan gugatan arbitrase (penyelesaian sengketa berdasarkan kebijaksanaan) pada Desember lalu.

Dikarenakan mereka menilai bahwa Twitter tengah melanggar undang-undang Worker Adjustment and Retraining Notification (WARN/undang-undang yang mengatur terkait masalah ketenagakerjaan) dan tidak menyepakati kontrak pemutusan hubungan kerja.

Salah satu karyawan yang melaporkan masalah ini bernama Helen-Sage Lee. Ia sudah mulai mengajukan gugatan pada Desember 2022. Menurutnya, upaya ini dilakukan sebagai bentuk untuk mengungkapkan rasa kekecewaannya. Karyawan yang terdampak kini terombang-ambing, karena perusahaan tidak kunjung memberikan informasi.

“Ini adalah salah satu alasan saya ingin terus menjalankan gugatan kasus saya. Saya berasumsi semakin lama mereka menunda prosedur untuk membayar pesangon, maka seiring berjalannya waktu semakin kecil juga peluang (bagi karyawan yang kena imbas) untuk menerima uang pesangon,” tegas Lee.

Baca juga: Investor Tesla Desak Elon Musk Mundur dari CEO Twitter

Halaman:
Sumber Wired
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com