Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Bikin Sistem Operasi BharOS, Digadang Jadi Pesaing Android dan iOS

Kompas.com - 30/01/2023, 07:00 WIB
Lely Maulida,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah startup asal India bernama JandK Operations Private Limited (JandKops) yang diinkubasi oleh Indian Institute of Technology Madras (IIT Madras), merancang sebuah sistem operasi baru bernama BharOS.

Sistem operasi itu dirancang dengan fokus pada aspek keamanan, keandalan dan skalabilitas. Menariknya, BharOS digadang-gadang menjadi alternatif dari Android dan iOS bagi pengguna smartphone di India.

Proyek BharOS juga mendapat dukungan dari pemerintah India agar perusahaan teknologi seperti Google dan Apple mendapat kompetitor lokal dan bersaing dengan adil di negaranya.

Secara teknis BharOS didasarkan pada Android. Jadi, fitur dan tampilan dari OS ini tidak begitu berbeda dengan Android Stock atau Android asli dari Google.

Perbedaannya adalah bahwa BharOS tidak dilengkapi dengan aplikasi dari Google yang biasanya sudah tersedia secara bawaan di smartphone Android.

Baca juga: Android 14 Bakal Lebih Susah Dipakai Sideload APK

Jadi, pengguna ponsel dengan BharOS tidak akan menemukan aplikasi seperti Google Maps, Gmail atau Google Search kecuali menginstalnya secara mandiri.

Meski demikian, ponsel dengan BharOS akan dibekali beberapa aplikasi pra-instal termasuk browser web serta aplikasi pemutar media.

Untuk keamanannya, OS ini dilengkapi dengan patch keamanan, penyimpanan yang dienkripsi hingga sistem keamanan sandbox, yaitu program keamanan yang memisahkan suatu program agar tidak menggangu atau memengaruhi program lainnya.

BharOS juga diklaim menyediakan proses boot serta sistem pembaruan yang aman.

Sejauh ini tanggal ketersediaan BharOS masih belum dapat dipastikan oleh pengembang. Begitu pula soal rincian model ponsel yang akan mendukung OS tersebut, dihimpun KompasTekno dari MSN, Senin (30/1/2023).

Namun, pengembangan ini menunjukkan ambisi India untuk menyediakan ekosistem alternatif dari Android dan iOS di masa depan.

Upaya mendukung produk lokal

Pemerintah India sendiri memang cukup vokal dalam mengatur praktik persaingan di negaranya, guna mendukung produk lokal.

Akhir tahun lalu Lembaga pengawas antimonopoli India (Competition Commission of India/CCI) menjatuhkan denda sebesar 113 juta dollar AS atau setara Rp 1,7 triliun kepada Google. Pasalnya, Google dinilai menyalahgunakan dominasinya di toko aplikasi Play Store.

Dari hasil penyelidikan lembaga tersebut, Google diketahui mewajibkan pengembang memakai sistem pembayaran bikinan Google sendiri yaitu Google Play Billing System (GPBS), untuk memproses pembayaran dan pembelian melalui Play Store.

Praktik ini dinilai tidak adil dan melanggar undang-undang yang berlaku di India, sehingga Google didenda dan harus melakukan 8 poin penyesuaian.

Baca juga: Survei: Harga HP Android Lebih Jatuh Dibanding iPhone, Ini Buktinya

Halaman:


Terkini Lainnya

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
AMD Umumkan Prosesor Ryzen Pro 8000, Bawa AI ke Laptop dan Desktop

AMD Umumkan Prosesor Ryzen Pro 8000, Bawa AI ke Laptop dan Desktop

Hardware
Samsung S22 Series, Tab S8, Z Fold 4, dan Z Flip 4 Kebagian Galaxy AI Bulan Depan

Samsung S22 Series, Tab S8, Z Fold 4, dan Z Flip 4 Kebagian Galaxy AI Bulan Depan

Software
Kominfo Sebut Game Bermuatan Kekerasan Bisa Diblokir

Kominfo Sebut Game Bermuatan Kekerasan Bisa Diblokir

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com