Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Facebook Kini Dipakai 2 Miliar Orang Sehari

Kompas.com - 03/02/2023, 17:02 WIB
Caroline Saskia,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber Engadget

KOMPAS.com - Meski sudah berumur sekitar dua dekade, media sosial Facebook tetap mengalami pertumbuhan jumlah pengguna.

Dalam laporan yang dipublikasi Meta (perusahaan induk Facebook), pengguna aktif harian (daily active users/DAUs) Facebook saat ini tercatat sebanyak 2 miliar.

Angka tersebut merupakan rekor pertama yang berhasil dicapai, setelah Facebook mendapatkan 16 juta pengguna baru pada kuartal IV-2022.

Secara keseluruhan, pengguna aktif Facebook mengalami peningkatan cukup signifikan selama enam kuartal berturut-turut (kuartal IV-2020 hingga kuartal IV-2022).

Baca juga: Mantan Karyawan Sebut Aplikasi Facebook Bisa Sengaja Kuras Baterai Perangkat

Hanya saja, jumlah pengguna aktif harian Facebook sempat mengalami penurunan sedikit pada kuartal IV-2021 lalu dari 1.930 miliar menjadi 1.929 miliar pengguna.

Itu adalah momen kali pertama jumlah pengguna Facebook mengalami penurunan. Lalu, pada kuartal I-2022, jumlah pengguna aktif kembali melonjak dari 1.929 miliar menjadi 1.960 miliar pengguna.

Jumlah pengguna aktif harian Facebook selama enam kuartal berturut-turut dari kuartal-IV 2020 hingga kuartal-IV 2022End Gadget Jumlah pengguna aktif harian Facebook selama enam kuartal berturut-turut dari kuartal-IV 2020 hingga kuartal-IV 2022

Rekor tersebut bukanlah sesuatu yang baru bagi Meta. Dikarenakan WhatsApp, media sosial yang juga dinaungi oleh Meta, tercatat memiliki lebih dari 2 triliun pengguna aktif pada 2020 lalu, seperti yang dihimpun KompasTekno dari Engadget, Jumat (3/1/2023).

PHK dan merugi

Pertumbuhan di atas tampaknya belum bisa menjadi kabar baik bagi perusahaan. Beberapa bulan lalu, tepatnya November 2022, Meta sempat melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Karyawan yang kena imbas sekitar 11.000 karyawan.

Menurut CEO Meta Mark Zuckerberg, pemangkasan dilakukan karena investasi besar-besaran Meta yang dimulai sejak awal pandemi tidak sesuai dengan ekspektasi. Terlebih lagi, masalah ekonomi makroglobal di AS turut memengaruhi bisnis Meta.

Baca juga: Facebook Didenda Rp 6,4 Triliun akibat Ketentuan dan Layanan yang Tidak Jelas

Di sepanjang tahun 2022 lalu, pendapatan perusahaan mengalami penurunan. Pendapatan yang didapatkan sebanyak 32,2 miliar dollar AS (sekitar Rp 478,8 triliun), turun sebanyak 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kerugian terbesar yang dialami perusahaan adalah saat mengembangkan Reality Labs, sebuah divisi untuk produk VR (virtual reality), AR (artificial reality), dan proyek metaverse.

Meta telah kehilangan 4,3 miliar dollar AS (Rp 63,9 triliun) di kuartal IV-2022 dengan total 14 miliar dollar AS (Rp 208,2 triliun) di sepanjang tahun 2022.

Dengan kerugian tersebut, perusahaan memprediksi bahwa kerugian yang dialami bakal meningkat nantinya di 2023. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Chief Financial Officer Meta Susan Li.

“Kami masih memprediksikan bahwa kerugian divisi Reality selama setahun kemarin akan meningkat di 2023 nanti. (Tetapi) kami akan terus berinvestasi secara hati-hati di bidang ini, (karena) kami melihat investasi ini adalah peluang jangka panjang yang signifikan,” ujar Li.

CEO Meta Mark Zuckerberg menggunakan prototipe VR Hollow Cake 2.YouTube/ Road To VR CEO Meta Mark Zuckerberg menggunakan prototipe VR Hollow Cake 2.

Senada dengan Li, Zuckerberg juga mengatakan dirinya yakin bahwa kondisi Meta saat ini, di mana perusahaan berada di fase perubahan yang cukup cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: Ketika Google dan Facebook di Bawah Tekanan ChatGPT...

“Kami tidak bisa menganggap bahwa (segala produk) akan mengalami pertumbuhan signifikan. Akan ada beberapa area yang mengalami pertumbuhan pesat atau sesuatu yang ingin kita investasikan di masa depan,” pungkas Zuckerberg.

Dalam kesempatan lain, bos Meta tersebut sempat menyebut akan berinvestasi di bidang generative AI (Artificial Intelligence/AI), sebuah algoritma kecerdasan buatan yang generatif mengambil data yang ada (video/gambar/suara/kode komputer) dan menggunakannya untuk membuat konten baru dan tidak pernah ada di dunia nondigital.

“Generative AI adalah area yang sangat menarik (karena) memilki berbagai macam aplikasi. Salah satu target salah untuk Meta adalah mengembangkan penelitian kami untuk menjadi pemimpin di bagian generative AI,” jelas Zuckerberg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Engadget
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com