Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencetus ChatGPT Khawatir soal Masa Depan Kecerdasan Buatan

Kompas.com - 22/02/2023, 14:30 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) menjadi topik paling hangat di dunia teknologi belakangan ini. Salah satu pemantiknya adalah kemunculan ChatGPT, chatbot AI bikinan OpenAI.

Di samping banyak digunakan oleh orang di seluruh dunia, kehadiran ChatGPT dan chatbot AI sejenisnya turut memantik kekhawatiran dari sejumlah pihak, seperti akademisi dan para pelaku teknologi informasi (TI), khususnya menyangkut keakuratan, orisinalitas konten, dan serangan cyber.

Baru-baru ini, CEO OpenAI sekaligus pencetus ChatGPT, Sam Altman, juga menyuarakan kekhawatirannya pada AI. Ia mengkhawatirkan potensi AI di masa mendatang. Altman menggarisbawahi pentingnya regulasi yang jelas terkait AI ini.

Hal itu Altman sampaikan melalui serangkaian twit di sebuah utas di akun Twitter pribadinya dengan handle @sama.

Baca juga: ChatGPT Jadi Foto Sampul Majalah Time

"Meskipun tools AI generasi sekarang tidak terlalu menakutkan, saya pikir, kita tak terlalu jauh dari masa di mana AI berpotensi menjadi tools yang menakutkan," tulis Altman di akun @sama.

Sayangnya, Altman tak merinci definisi "masa AI yang menakutkan" versinya itu.

Sam Altman bos ChatGPTAFP Sam Altman bos ChatGPT
Menurut Altman, saat ini, adaptasi ke dunia yang sangat terintegraasi dengan tools AI mungkin akan terjadi cukup cepat. Ini dikarenakan AI menawarkan manfaat dan kesenangan yang banyak.

"Tools AI ini akan membantu kita menjadi lebih produktif (tidak sabar untuk menghabiskan lebih sedikit waktu mengerjakan e-mail!), lebih sehat (penasihat medis AI untuk orang yang tidak mampu membayar perawatan), lebih pintar (siswa menggunakan ChatGPT untuk belajar), dan lebih terhibur (AI meme)," lanjut Altman

Namun, Altman tak menampik, di saat yang bersamaan, tools AI macam ChatGPT yang dibikin perusahaannya juga bakal menemukan banyak tantangan di perjalanannya. Misalnya, soal bias politik.

Meski begitu, Altman meyakini, menghadirkan ChatGPT (yang belum sempurna) ke tengah-tengah masyarakat adalah langkah penting. Tujuannya untuk mendapatkan masukan yang nyata, sehingga OpenAI selaku pengembang bisa selalu menyempurnakan ChatGPT.

Sama halnya dengan menyempurnakan tools AI, kata Altman, membuat regulasi soal AI itu juga akan membutuhkan waktu.

Meski begitu, Altman menggarisbawahi, regulasi menjadi aspek pentingnya bagi keberlanjutan AI ditambah lagi dengan potensi tools AI yang menakutkan menurut Altman.

Baca juga: Bill Gates: AI Mengubah Dunia, tapi Tidak Ancam Pekerjaan Manusia

Berbicara soal regulasi AI sejak 2015

Bos OpenAI ini juga telah berbicara soal pentingnya regulasi yang mengatur tool berbasis kecerdasan buatan sejak 2015, atau semenjak perusahaan OpenAI berdiri.

Sekitar 8 tahun silam, Sam Altman menulis tentang regulasi AI di blog pribadinya pada awal Maret 2015.

"Pemerintah AS, dan semua pemerintah lainnya, harus mengatur pengembangan 'SMI'," kata Altman, merujuk pada Superhuman Machine Intelligence (SMI).

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com