Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Bicara Indonesia di Mobile World Congress 2023

Kompas.com - 06/03/2023, 12:15 WIB
Wisnu Nugroho,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

BARCELONA, KOMPAS.com - Angin musim dingin dengan suhu udara 3 derajat celcius di pagi hari membuat ribuan orang bergegas masuk ke Fira Grand Via, Barcelona, Spanyol. Begitu juga Vikram Sinha, Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison (IOH)

Di Fira Grand Via, tempat penyelenggaraan Mobile World Congress (MWC) 2023, 27 Februari-2 Maret 2023, Vikram memiliki agenda setidaknya 27 pertemuan. Untuk bisa memenuhi semua agenda, tidak heran pertemuan digelar sejak pukul delapan pagi dan berakhir saat malam.

Karena itu, saat ada waktu sekitar 30 menit di sela-sela MWC 2023, Rabu (1/3/2023), kami bercakap-cakap dengan Vikram. Topik percakapan seputar peran-peran IOH dan perjalanan merger antara Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia yang dimulai 4 Januari 2022.

“Sebagian besar merger telekomunikasi gagal,” ujar Vikram mengawali percakapan.

Pernyataannya sejalan dengan penelitian Harvard Business Review bahwa 70 persen -90 persen merger dan akuisisi gagal.

Baca juga: 4 Akuisisi dan Merger Perusahaan Teknologi Indonesia Sepanjang 2022

Lalu, apa yang membuat Indosat tidak masuk dalam golongan sebagian besar itu? Meskipun disebut-sebut oleh banyak pihak telah sukses melakukan merger, Vikram menyatakan apa yang dilakukan di IOH belum kelar.

“Ketika pemegang saham global kami berkumpul dan bertanya kepada saya tentang merger, saya mengatakan kepada mereka untuk mundur selangkah dan mari kita bicara tentang Indonesia,” ujar Vikram.

Budaya dan orang

“Bicara tentang Indonesia” yang dimaksudkan Vikram adalah upaya menyatukan pemahaman dan arah perjalanan. Dalam merger, Vikram pertama-tama berfokus pada budaya dan orang. Ini yang menurutnya paling penting.

Vikram Sinha, Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).
KOMPAS.com/Wisnu Nugroho. Vikram Sinha, Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).
“Tidak ada budaya Hongkong (Hutchison 3) atau Doha (Indosat Ooredoo). Hanya ada satu budaya, budaya Indonesia. Tidak ada dua perusahaan yang berbeda saat merger. Satu Indonesia,” ujarnya.

Indonesia menjadi pijakan karena potensinya. Ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan tercepat di dunia dan kini menjadi salah satu ekonomi digital terbesar di ASEAN.

Adopsi digital memungkinkan Indonesia lebih cepat mewujudkan cita-cita sebagai negara pendapatan tinggi. IOH dengan 102 juta pelanggan, bertransformasi cepat untuk membantu mendorong revolusi digital di seluruh negeri.

“Pada 4 Januari 2022, kami menyelesaikan merger yang menggabungkan dua bisnis yang saling melengkapi, Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia, untuk menciptakan perusahaan telekomunikasi digital kelas dunia baru untuk Indonesia,” ujarnya.

Baca juga: KPPU Lakukan Penilaian Menyeluruh Terhadap Merger Indosat dan Tri

Dengan merger itu, IOH diharapkan dapat bersaing lebih baik dan menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan, termasuk karyawan, pelanggan, dan pemegang saham.

Pesimisme menyeruak setelah merger itu mengingat data kegagalannya. Peringkat perusahaan setelah merger juga sempat diasumsikan turun.

“Di tengah pesimisme dan keraguan itu, kami melampaui semua harapan untuk tahun 2022. Kami jawab semua pesimisme dan memberikan pandangan positif untuk pasar Indonesia dan peluang untuk tumbuh di industri telekomunikasi,” ujar Vikram.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com