Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Samsung Haramkan Karyawan Pakai ChatGPT dkk, Ini Sebabnya

Kompas.com - 03/05/2023, 10:52 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Samsung melarang karyawannya menggunakan chatbot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) seperti ChatGPT, Google Bard, serta Bing.

Menurut laporan Bloomberg, pelarangan tersebut diberitahukan kepada karyawan melalui sebuah memo internal. Perwakilan Samsung mengonfirmasi bahwa memo itu dikeluarkan pada minggu lalu.

Aturan baru Samsung ini melarang penggunaan sistem AI generatif pada komputer, tablet, dan ponsel milik perusahaan, serta pada jaringan internalnya.

Kebijkan ini tidak memengaruhi perangkat yang dijual kepada konsumen, seperti smartphone Android dan laptop Windows.

Dalam memo disebutkan, pelarangan itu diberlakukan setelah ada beberapa insinyur Samsung yang secara tidak sengaja membocorkan kode sumber (source code) internal perusahaan dengan mengunggahnya ke ChatGPT.

Baca juga: ChatGPT Bikin Sayembara Berburu Bug, Hadiah Terbesar Hampir Rp 300 Juta

Ilustrasi chatbot ChatGPTMobileSyrup Ilustrasi chatbot ChatGPT

Samsung juga tengah mencari cara untuk memblokir pengunggahan informasi sensitif perusahaan ke layanan eksternal.

"Samsung pusat sedang meninjau langkah-langkah keamanan untuk menciptakan lingkungan yang aman untuk menggunakan AI generatif dengan aman guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi karyawan. Namun, hingga langkah-langkah ini disiapkan, kami untuk sementara membatasi penggunaan AI generatif," tulis Samsung dalam memo internal.

Saat ini, Samsung tak menampik bahwa minat terhadap chatbot AI macam ChatGPT telah berkembang pesat secara internal maupun eksternal.

Di sisi lain, Samsung khawatir bahwa data internal perusahaan yang dikirimkan atau di-upload ke platform kecerdasan buatan seperti ChatGPT, Google Bard, dan Bing disimpan di server eksternal.

Sehingga, nanti data tersebut sulit untuk diambil dan dihapus, dan pada akhirnya berpotensi diungkapkan kepada pengguna lain.

Untuk itu, Samsung meminta karyawan tidak menggunakan chatbot AI di perangkat kerjanya. Karyawan masih diperbolehkan menggunakan tools AI di perangkat pribadi.

Hanya saja, Samsung meminta karyawan tidak mengirimkan informasi terkait perusahaan atau data pribadi apa pun yang dapat mengungkap paten atau kekayaan intelektual perusahaan.

Memo itu juga memperingatkan, bila karyawan melanggar kebijakan dan pedoman keamanan Samsung, maka konsekuensinya mendapatkan tindakan disipliner hingga pemecatan.

Baca juga: Bill Gates Prediksi ChatGPT Bisa Jadi Guru

Perusahaan asal Korea Selatan ini juga melakukan survei bulan lalu tentang penggunaan alat AI secara internal. Hasilnya, sebanyak 65 persen responden percaya bahwa layanan tersebut menimbulkan risiko keamanan.

Samsung sendiri mengaku tengah mengembangkan tools kecerdasan buatan internalnya sendiri. Nantinya, tools AI itu disebut dapat membantu karyawan untuk menerjemahkan dan meringkas dokumen serta untuk pengembangan perangkat lunak.

Di tengah popularitasnya, chatbot AI macam ChatGPT memantik kekhawatiran dari beberapa perusahaan besar. Misalnya, pada Februari lalu, beberapa bank Wall Street termasuk JPMorgan Chase & Co., Bank of America Corp. dan Citigroup Inc. melarang atau membatasi penggunaan ChatGPT.

Italia juga melarang penggunaan ChatGPT karena kekhawatiran privasi. Yang paling baru, Samsung melarang penggunaan chatbot AI demi keamanan data internal perusahaan, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Bloomberg, Rabu (3/5/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com