Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu "Bug" Cypher yang Bikin Indonesia Walk Out di Final SEA Games Valorant

Kompas.com - 12/05/2023, 12:30 WIB
Bill Clinten,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Timnas Indonesia dan Singapura sama-sama membawa pulang medali emas  dari cabang olahraga (cabor) e-sports nomor Valorant di SEA Games 2023.

Keputusan ini diambil penyelenggara setelah Indonesia "walk out" atau mundur dalam pertandingan final yang digelar pada Kamis (11/5/2023). 

Penyebabnya, adanya dugaan timnas Singapura yang memanfaatkan celah kerusakan di dalam game atau bug secara berlebihan (abuse).

Bug ini melibatkan penempatan kamera yang "tidak wajar" dari kemampuan yang dimiliki oleh karakter atau agent Valorant bernama "Cypher". Karakter ini sempat digunakan oleh salah satu pemain dari timnas Singapura di ronde kedua kemarin.

Nah, kabarnya, pemakaian bug ini ketahuan oleh salah satu pelatih dan pemain timnas Valorant Indonesia pada ronde kedua di babak Grand Final SEA Games 2023, yang memicu adanya jeda teknis (Technical Pause) dari timnas Indonesia selama berjam-jam.

Baca juga: Kronologi Tim Valorant Indonesia Walk Out di Final SEA Games, hingga Berbagi Medali Emas dengan Singapura

Timnas Valorant Indonesia lantas melayangkan komplain. Namun, panitia pelaksana menganggap bug abuse ini adalah hal yang ringan.

Karenanya, timnas Valorant Indonesia memutuskan untuk tidak bermain (walkout) di ronde kedua kemarin, yang berujung pada pertemuan antar lembaga e-sports dan panitia pelaksana, hingga keputusan medali emas ganda dari cabor e-sports Valorant.

Lantas, apa sebenarnya bug Cypher ini? Mengapa pemain timnas Valorant Singapura bisa memakainya? 

Kemampuan agent Valorant Cypher

Ilustrasi karakter Cypher di Valorant.Valorant Ilustrasi karakter Cypher di Valorant.

Sebelum membahas bug Cypher, ada baiknya untuk mengetahui siapa itu Cypher sebenarnya. Cypher merupakan salah satu karakter (agent) Valorant yang memiliki kemampuan andalan (Signature Abilitiy) bernama "Spycam". 

Dengan Spycam, Cypher bisa melemparkan sebuah kamera pengintai (yang bisa dianggap sebagai CCTV) yang bisa menempel di berbagai obyek. Ketika sudah dipasang, kamera ini bisa memantau gerak-gerik seluruh pemain yang berada di sekitar area tersebut. 

Kemampuan Spycam ini sebenarnya sah-sah saja dipakai di dalam game, lantaran itu merupakan fitur di dalam game yang berasal dari kemampuan unik Cypher. 

Namun pada awal 2023, dalam skema kompetitif, Spycam ini dianggap sebagai bug abuse apabila diletakkan di tempat yang tersembunyi atau tempat-tempat terlarang secara terus-menerus. 

Hal ini juga tercantum dalam buku aturan (rulebook) di berbagai skema kompetitif Valorant, salah satunya adalah turnamen bergengsi Valorant Championship Tour (VCT) yang bisa dilihat di tautan berikut ini.

Tidak disebutkan apakah SEA Games 2023 menggunakan rulebook ini atau tidak, namun dalam rulebook VCT, tercantum bahwa pemain yang menggunakan Cypher tidak boleh memasang Spycam di tempat-tempat terlarang.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com