Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Implementasi AI Disebut Bisa Kurangi Beban Kerja Karyawan di Indonesia

Kompas.com - 26/05/2023, 09:30 WIB
Caroline Saskia,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Teknologi Artificial Intelligence/kecerdasan buatan (AI) cukup menimbulkan pro dan kontra belakangan ini. Namun, menurut laporan terbaru, teknologi AI dapat mengurangi beban dan mengubah cara kerja karyawan di Indonesia.

Hal tersebut diungkap melalui laporan terbaru Microsoft yang berjudul "Work Trend Index 2023: Will AI Fix Work?”.

Survei dari Work Trend Index 2023 melibatkan 31.000 responden dari industri yang berbeda-beda di 31 negara berbeda, termasuk Indonesia.

Hasil survei menunjukkan bahwa alur dan pola kerja di era digital mengalami peningkatan dibanding sebelumnya. Artinya, setiap karyawan dituntut untuk mengerjakan pekerjaannya dengan lebih cepat.

Perubahan tersebut membuat setiap orang, organisasi, ataupun perusahaan mengadopsi cara kerja yang baru.

Berdasarkan laporan World Trend Index 2023, peran AI di sini dapat mengurangi beban kerja karyawan, meningkatkan inovasi, kreativitas, dan produktivitas seseorang.

Baca juga: Microsoft Bawa Asisten Pribadi Copilot ke Windows 11, Mirip Cortana tapi Lebih Cerdas

Merujuk pada laporan tersebut, 76 persen karyawan di Indonesia mengaku tidak punya waktu dan tenaga yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Angka tersebut 12 persen lebih tinggi dibanding angka global yang berada di angka 64 persen.

Karyawan Indonesia, dalam konteks ini, dinilai cukup kesulitan mengerjakan pekerjaan dan melahirkan ide-ide yang inovatif. Untuk mengurangi masalah tersebut, kemudahan yang dimiliki AI disebut dapat membantu pekerja menyelesaikan pekerjaannya.

Menurut Direktur Marketing dan Operasional Microsoft Indonesia Lucky Gani, teknologi AI generasi baru memungkinkan setiap orang berfokus pada pekerjaan yang membutuhkan kreativitas. Hal tersebut dapat membantu tiap pekerja melahirkan inovasi-inovasi yang baru.

“AI generasi baru ini akan memungkinkan kita untuk berfokus pada pekerjaan yang memerlukan kreativitas sehingga dapat melahirkan lebih banyak inovasi,” jelas Lucky melalui keterangan yang diterima KompasTekno, Jumat (26/5/2023).

Namun, di sisi lain, 48 persen karyawan Indonesia masih ada yang takut bahwa pekerjaan mereka bisa digantikan oleh AI. Sementara itu, 75 persen lainnya mengaku sudah mulai menerapkan AI untuk menyelesaikan pekerjaan.

Baca juga: Prediksi Bill Gates soal AI, Orang Tak Perlu Lagi Googling

Nah, guna menghilangkan kekhawatiran tersebut, laporan World Index 2023 menyarankan agar para pemimpin perusahaan/organisasi mulai memberdayakan karyawannya dengan teknologi AI.

Setiap individu juga diimbau belajar keterampilan yang baru. Sebab, sebanyak 61 persen pekerja Indonesia mengaku tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya.

“Penting untuk digarisbawahi bahwa teknologi AI adalah copilot, bukan autopilot. Pilot yang memiliki kontrol dan tanggung jawab penuh atas final output serta keputusan dalam pekerjaan tetaplah manusia," jelas Lucky.

"Kita perlu mengecek kembali, memastikan kebenaran dan fakta, serta menyelaraskan masukan copilot berdasarkan pengetahuan dan penilaian kita. Itulah sebabnya, kita perlu mempelajari keterampilan baru untuk menggunakan AI, agar dapat memanfaatkan teknologi ini secara bertanggung jawab,” tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com