Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Bersama Lebih Seru dengan MultiPoint

Kompas.com - 04/05/2009, 10:50 WIB

KOMPAS.com - Mengakses teknologi informasi untuk mendukung proses belajar mengajar tak perlu harus menyediakan satu komputer untuk setiap siswa. Saat ini sudah ada terobosan baru yang disebut MultiPoint sehingga satu komputer dapat dipakai bersama-sama dengan banyak mouse.

Multipoint adalah teknologi yang dikembangkan Microsoft untuk memperkecil rasio antara siswa dan komputer. Teknologi ini sangat berguna bagi sekolah yang tidak bisa menyediakan satu komputer untuk murid. Hal tersebut juga membantu sekolah menghemat biaya karena bahkan memungkinkan satu kelas hanya membutuhkan satu set komputer yang terhubung dengan banyak tetikus dan proyektor untuk menampilkan materi pelajaran ke layar/dinding.

"Teknologi MultiPoint memungkinkan beberapa murid sekaligus mengakses satu komputer secara bersama-sama. Dengan MultiPoint, komputer bisa disambungkan dengan maksimal 30 mouse sekaligus dengan kendali ada di guru," kata Bonnie Mamanua, Business Development Manager Microsoft Indonesia.

Ia mengatakan MultiPoint merupakan solusi murah untuk bisa mengurangi biaya pengadaan sarana PC sekaligus meningkatkan kualitas SDM di sekolah. Bonnie mengatakan MultiPoint adalah inovasi yang ditujukan untuk menyiasati minimnya akses komputer di kalangan usia sekolah dasar. Target utama program ini adalah sekolah dengan jumlah komputer tidak memadai.

"Baru empat sekolah di Indonesia yang kami bantu dengan MultiPoint ini. Empat sekolah tersebut adalah SD Ungaran 2, SD Serayu, SD Muhammadiyah Sapen, SD Muhammadiyah Condong Catur. Kami juga memberikan pelatihan bagi dua orang guru dari masing-masing sekolah," katanya.

Hindari individualistik

MultiPoint juga mengajak para pengajar untuk menciptakan sistem belajar yang lebih kreatif.  Prototipe MultiPoint paling maju disebut Mouse Mischief yakni aplikasi berbasis PowerPoint yang bisa dikembangkan sehingga membuat pelajaran makin menarik dan interaktif. Keunggulan aplikasi ini adalah memungkinkan para guru menciptakan bahan pelajaran sendiri menggunakan PowerPoint dan menggabungkannya dengan Mouse Mischief.

Dengan menggunakan MultiPoint guru lebih efisien dalam waktu dan budget dalam menggunakan komputer sebagai alat belajar. Guru juga menjadi lebih kreatif dalam menyiapkan materi mata pelajaran dengan bahan-bahan yang menarik dan mudah dipelajari siswa.

Di sisi lain, kehadiran Multipoint akan membuat suasana belajar lebih menyenangkan. Setiap siswa bisa menggunakan tetikusnyanya masing-masing sehingga pengajaran bisa berlangsung secara interaktif. Masing-masing tetikus ini mempunyai pointer sendiri dan bisa diatur dengan berbentuk icon-icon yang lucu dan nama masing-masing siswa. Siswa lebih fokus, aktif, dan mudah dalam belajar. Selain itu siswa pun dapat belajar team work, berbagi dengan teman, serta meminimalkan sikap individualistik.

"Jika MultiPoint bisa berhasil di sekolah, saya berharap akan menjadi virus," kata Prof. Suwarsih Madya, PhD, Kepala Dinas Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta menyambut baik inovasi tersebut. Menurutnya, bila melihat harga komputer sekitar Rp 6-7 juta, penggunaan MultiPoint memang sangat efisien. Komunikasi guru lebih terarah, dan anak lebih cepat merespon. Guru juga dapat merangsang spontanitas murid.

Sementara itu, Arif Rahmanto,S.Pd, Guru Bahasa Indonesia SD Muhammadiyah mengakui setelah ada MultiPoint suasana belajar jadi menarik dan anak-anak lebih fokus. "Suasana menjadi sangat menarik. Karena minimal kita dapat memanfaatkan hardware yang kita punya secara maksimal karena banyaknya jumlah siswa di sini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com