Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saya Tak Pernah Menciptakan Laman Itu...

Kompas.com - 21/05/2010, 13:26 WIB

KOMPAS.com — Kartunis Seattle, Molly Norris, tidak pernah menduga apa yang dia lakukan sebagai keisengan belaka bisa memicu amarah di berbagai tempat di dunia. Ia bahkan terkejut menyaksikan reaksi masyarakat terhadap kartun bergambar cangkir, tas, tomat, dan benda-benda lainnya yang terkait dengan penyebutan Nabi Muhammad.

Itu hanyalah "kartun kecil", ujarnya seperti dikutip The Seattle Times. Dia pun mengaku semula hanya memasang kartun tersebut di situs web pribadinya, di blog-nya, dan di halaman Facebook. Itu pun ditujukan untuk orang-orang tertentu.

Namun, ternyata banyak orang lain terinspirasi oleh kartun tersebut dan berkembang menjadi semacam gerakan online, di mana ada puluhan ribu orang yang mendukungnya di Facebook. Itulah yang kemudian menimbulkan kehebohan, sampai-sampai Pakistan melarang akses ke Facebook.

Norris (49) awalnya menggambar kartun itu untuk menyampaikan dukungannya kepada pencipta acara televisi South Park yang menggambarkan Nabi Muhammad dalam sebuah episode. Bagi kalangan umat Islam, penggambaran Muhammad adalah sesuatu yang terlarang.

Segera setelah tayangan acara itu, situs RevolutionMuslim.com yang berbasis di New York menyatakan bahwa pencipta South Park bisa menghadapi hal yang serius terkait penggambaran tersebut. Oleh karenanya, Comedy Central yang menayangkan serial South Park itu segera menghapus beberapa bagian dalam episode itu.

Inilah yang kemudian menggerakkan Norris. Ia merasa penghapusan itu tidak sesuai dengan prinsip sensor di Amerika. Maka, ia kemudian menggambar kartun yang terkait dengan penyebutan nama Muhammad. Tokoh-tokoh kartun itu kemudian membentuk grup fiksi Citizens Against Citizens Against Humor yang menyerukan gerakan "Everybody Draw Mohammed Day."

Beberapa hari kemudian, menyadari bahwa kartunnya memicu sentimen, Norris menuliskan di situsnya bahwa ia tidak pernah berniat meluncurkan gagasan  "Everybody Draw Mohammad Day" dalam dunia nyata. Ia lalu menuliskan permintaan maafnya dan meminta gagasan itu ditarik. Namun, hal itu tidak menghentikan orang-orang lain untuk melanjutkan gagasan tersebut.

Dua orang mahasiswa dari Eropa kemudian justru memunculkan laman Facebook "Everybody Draw Mohammed Day" (EDMD) yang hingga Rabu lalu memiliki 65.000 pengikut. Laman Facebook lain yang isinya serupa juga diikuti ribuan orang. Meski begitu, muncul juga laman tandingan, yakni "AGAINST Everybody Draw Mohammed Day", yang memiliki lebih banyak pengikut, yakni sampai 73.000 orang pada hari Rabu.

Apa yang terjadi kemudian sudah di luar perkiraan Norris. Dalam situsnya, ia secara tegas menyatakan bahwa dirinya bukan orang yang membuat dan memiliki laman EDMD di Facebook. Ia juga menegaskan bahwa ia bukan orang yang mengajak menjadikan tanggal 20 Mei sebagai EDMD. "Saya hanya membuat kartun tentang acara televisi yang disensor," tulisnya dalam situs pribadinya.

Selain itu, ia juga menyatakan bahwa dirinya bergabung dalam kelompok "AGAINST Everybody Draw Mohammed Day" dan menemui tokoh-tokoh muslim lokal. "Saya berharap ada sesuatu yang baik dari pertemuan ini, dan masyarakat bisa memahami satu sama lain."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com