JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak semua perusahaan yang baru memulai (start up) membutuhkan pemodal mulia (angel investor). Bahkan, kebanyakan perusahaan sebaiknya tidak buru-buru mencari modal dari luar.
Hal itu dikemukakan John May, Chair Emeritus di Angel Capital Association, sebelum memberikan seminar di @america, Pacific Place, Jakarta, Rabu (8/2/2012) malam.
"Sebagian besar perusahaan seharusnya tidak perlu mencari uang dari luar. Utamakan bootstrap (mengencangkan ikat pinggang-red.)," ujar May.
Nah, kapan sebuah perusahaan, terutama mereka yang masih tergolong start up membutuhkan Angel Investor?
May mengatakan, kebutuhan akan Angel muncul jika sebuah perusahaan memiliki ide besar yang eksekusinya membutuhkan dana besar namun mereka tidak memilikinya.
Ekosistem "Angel" di Indonesia
Di Indonesia, Pemodal Mulia memang masih belum banyak terdengar dibandingkan Pemodal Ventura ataupun pendanaan dari lembaga keuangan resmi.
Salah satu upaya menghidupkan ekosistem Pemodal Mulia dilakukan melalui Global Enterpreneurship Program Indonesia (GEPI).
Shinta Widjaja Kamdani, Managing Director Sintesa Group sekaligus Vice Chair GEPI mengatakan ada perbedaan mendasar antara Angel Investor dengan Venture Capital.
"Kalau dana dari Bank itu sifatnya hanya pinjaman, kalau Angel itu ikut mengembangkan bisnisnya. Boleh dibilang, berperan sebagai partner bagi sang enterpreneur," ujarnya pada kesempatan yang sama.