JAKARTA, KOMPAS.com - Macet, menjadi hal yang paling dihindari oleh masyarakat Jakarta. Lebih baik melintasi jalur yang lebih jauh ketimbang harus terjebak macet. Beruntunglah kini ada aplikasi Waze di smartphone untuk memantau kemacetan.
Menurut salah seorang pengguna setia Waze, Eko Juniarto, yang merupakan IT Project Manager Pasifik Satelit Nusantara, Waze adalah aplikasi yang memanfaatkan penggunanya untuk berbagi dan mengetahui situasi lalu lintas sekaligus menyajikan navigasi, bak perangkat Global Positioning System (GPS).
Layaknya sebuah perangkat GPS, Waze bisa mengeluarkan perintah suara. Pilihan rute dibuat berdasarkan jarak dan kondisi macet yang dilaporkan para member. Jalur yang berwarna merah berarti sedang terjadi kemacetan di sana.
"Kelebihan Waze ada pada realtime traffic update," kata Eko pada acara Kompas Tekno Idea di XXI Lounge Plaza Senayan Jakarta, Kamis (29/3/2012). Pengguna bisa melaporkan situasi lalu lintas jalur yang dilewati. Apakah terjadi kemacetan, atau hal apa yang menyebabkan kemacetan? Laporan macam ini disebut laporan aktif.
Laporan ini sangat berguna untuk orang lain agar mendapat informasi lalu lintas secara real time.
Sedangkan yang disebut laporan pasif, pengguna tak harus melaporkan kondisi jalur yang dilewati. Dengan mengaktifkan Waze dan menentukan tempat tujuan (drive to), sudah berupa laporan pasif yang merekam data kecepatan rata-rata.
Nah, semangat berbagi inilah yang membuat jejak peta yang telah dilewati satu pengguna, akan jadi acuan dalam berkendara oleh pengguna lainnya.