Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Sosial, Ancaman bagi Media 'Mainstream'?

Kompas.com - 12/07/2012, 17:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Media mainstream atau konvensional saat ini menghadapi tantangan dari media sosial (social media). Kecepatan informasi dari media sosial biasanya lebih cepat dibandingkan dengan media mainstream, seperti koran, televisi, dan radio.

CEO Kelompok Kompas Gramedia, Agung Adiprasetyo menjelaskan masyarakat saat ini menginginkan informasi yang lebih dinamis, interaktif, dan ingin tahu lebih banyak dari yang disediakan oleh media mainstream.

"Dulu informasi bersifat pasif. Pengusaha media menggelontorkan informasi hanya satu arah. Sekarang konsumen tidak mau seperti itu, harus lebih interaktif seperti di social media," kata Agung saat diskusi "Media Literasi Para Era Digital, Kontradiksi antara Jurnalisme dan Sosial Media oleh Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) di Hotel Pullman Thamrin Jakarta, Kamis (12/7/2012).

Dengan keinginan masyarakat menginginkan informasi yang semakin beragam, bahkan harus lebih cepat dibanding media sosial (baik Facebook maupun Twitter), maka pengusaha media harus menyesuaikan bisnis media mainstream dengan media sosial.

Penyesuaian tersebut dilakukan dengan cara membuat media mainstream menjadi lebih interaktif, lebih instan (dengan kecepatan tanpa mengorban akurasi), lebih mudah diproses (didistribusikan melalui media sosial), dan lebih bervariasi (diperkaya dengan gambar foto dan warna).

"Kita tidak bisa melawan arus dengan adanya social media ini. Justru dengan social media tersebut, kita dituntut harus lebih kreatif untuk menciptakan konten yang berkualitas," tambahnya.

Sebenarnya, kata Agung, tidak ada gunanya untuk memperdebatkan apakah bisnis media cetak atau media mainstream lainnya akan mati dengan adanya media sosial. Karena dua jenis media ini harus saling melengkapi untuk saling memberikan informasi kepada masyarakat.

Pemimpin Redaksi Detikcom, Budiono Darsono menambahkan pihaknya tidak mengingkari bahwa media sosial akan menjadi ancaman bagi media mainstream.

"Namun social media akan menjadi ancaman atau tidak, itu tergantung media mainstream-nya. Justru seharusnya social media harus dipakai untuk memperkuat media mainstream," kata Budi.

Selama ini kekuatan media mainstream adalah kebenaran yang bisa dipertanggungjawabkan oleh jurnalis. Sedangkan, media sosial adalah sebuah jejaring sosial yang sistemnya seperti percakapan biasa.

"Di sini social media perlu konfirmasi untuk kebenaran berita atau informasi yang ditulisnya," tambah Budi.

Chief Editor PlazaMSN, Wicaksono menambahkan media mainstream tidak akan dilepaskan dari perkembangan internet. Selama ini internet menjadi sumber informasi apapun dari masyarakat di seluruh dunia.

"Ini perkembangan zaman yang harus diantisipasi oleh media mainstream. Bagaimanapun content is the king. But distribution (melalui social media) is the Kingkong. Artinya harus ada simbiosis mutualisme agar bisa saling mendukung agar bisnis mainstream tidak mati," jelas Wicaksono.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Game 'GTA 6' Dipastikan Meluncur September-November 2025

Game "GTA 6" Dipastikan Meluncur September-November 2025

Game
Instagram Vs Instagram Lite, Apa Saja Perbedaannya?

Instagram Vs Instagram Lite, Apa Saja Perbedaannya?

Software
Menjajal Langsung Huawei MatePad 11.5'S PaperMatte Edition, Tablet yang Tipis dan Ringkas

Menjajal Langsung Huawei MatePad 11.5"S PaperMatte Edition, Tablet yang Tipis dan Ringkas

Gadget
Game PlayStation 'Ghost of Tsushima Director's Cut' Kini Hadir di PC

Game PlayStation "Ghost of Tsushima Director's Cut" Kini Hadir di PC

Game
iPhone dan iPad Bakal Bisa Dikendalikan dengan Pandangan Mata

iPhone dan iPad Bakal Bisa Dikendalikan dengan Pandangan Mata

Gadget
Daftar Harga Gift TikTok Terbaru 2024 dari Termurah hingga Termahal

Daftar Harga Gift TikTok Terbaru 2024 dari Termurah hingga Termahal

e-Business
Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet, dan First Media

Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet, dan First Media

Internet
Smartphone Oppo A60 Dipakai untuk Belah Durian Utuh, Kuat?

Smartphone Oppo A60 Dipakai untuk Belah Durian Utuh, Kuat?

Gadget
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

e-Business
Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Gadget
Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Gadget
5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

e-Business
Epic Games Gratiskan 'Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition', Cuma Seminggu

Epic Games Gratiskan "Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition", Cuma Seminggu

Game
Motorola Rilis Moto X50 Ultra, 'Kembaran' Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Motorola Rilis Moto X50 Ultra, "Kembaran" Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Gadget
Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com