Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Si Topi Merah" Bantu Penghematan Sistem TI

Kompas.com - 31/01/2013, 16:00 WIB

Tony Garcia/sxc.hu ilustrasi


KOMPAS.com -
Red Hat awalnya lebih dikenal sebagai nama untuk distro Linux, sistem operasi Open Source, yang banyak digunakan di dunia.

Namun kiprah Red Hat sesungguhnya adalah di dunia enterprise, yaitu penerapan teknologi informasi di perusahaan-perusahaan besar.

Di Indonesia, Red Hat juga getol menghadirkan sistem terbuka ke berbagai perusahaan. Termasuk di antaranya adalah Bursa Efek Indonesia dan Plaza Indonesia.

Bursa Efek Indonesia

Dalam keterangan tertulisnya, Red Hat mengungkapkan bahwa pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) menikmati pemangkasan biaya investasi perangkat keras saat menggunakan solusi Red Hat.

"Biaya kepemilikan total untuk investasi hardware, mencapai setengah dari solusi tertutup (proprietary) yang kami gunakan sebelumnya," kata Adikin Basirun, Information Technology, and Risk Management Director, Bursa Efek Indonesia.

Dalam penerapan solusi itu, BEI beralih dari sistem Unix ke Red Hat Enterprise Linux. Sedangkan untuk perangkat kerasnya menggunakan server Hewlett-Packard (HP) dengan basis prosesor Intel Xeon quad-core.

Adikin mengatakan, keinginan BEI adalah memiliki sistem dengan kinerja, kapasitas dan kemanan tingkat tinggi. Namun, ia juga menginginkan sistem itu berbasis standar terbuka.

Dalam keterangan itu Adikin tidak menyebutkan berapa tepatnya besaran angka yang berhasil dihemat, hanya perkiraan persentasenya saja.

Plaza Indonesia

Plaza Indonesia adalah satu lagi klien Red Hat di Indonesia yang menjadi studi kasus bagi perusahaan pengusung standar terbuka itu.

Dalam hal ini, Plaza Indonesia menerapkan Red Hat Enterprise Virtualization di atas server blade HP Proliant yang menggunakan basis prosesor Intel Xeon.

Dalam keterang tertulis dari Red Hat, disebutkan bahwa server lama yang digunakan pihak Plaza Indonesia mengalami gangguan rutin, tiga bulan sekali.

Masalah lain bagi Plaza Indonesia adalah, sebagai perusahaan properti mereka menganggap sangat berharga setiap meter ruang yang terpakai. Maka server fisik pun diharapkan tidak terlalu menggunakan banyak tempat.

Dalam hal ini, solusi virtualisasi jadi pilihan mereka. Lewat virtualisasi sebuah server bisa "dipecah" menjadi beberapa server virtual. Artinya, ruang yang harusnya digunakan oleh beberapa server fisik bisa dihemat juga.

Elvin Triputra, IT Manager, Plaza Indonesia, mengatakan bahwa solusi virtualisasi dari Red Hat juga memberikan kemudahan pengelolaan dan kemudahan lisensi.

Menurutnya, produk lain memang ada yang tampak memiliki lebih banyak fitur. Namun ia menemukan bahwa solusi yang mereka pilih ini lebih baik dari sisi kinerja dan keamanan.

Hal lain yang diakui Elvin adalah penghematan anggaran yang terjadi saat memanfaatkan solusi terbuka.

"Memotong biaya setengahnya dan membantu kami dari keharusan membeli perangkat keras baru. Hal ini sangat mengurangi biaya operasional secara keseluruhan," kata Elvin.

Berkaca dari kasus ini, Plaza Indonesia disebutkan sedang berencana untuk merealisasikan sebuah pusat pemulihan bencana tervirtualisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com