Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sosok Bos Baru BlackBerry

Kompas.com - 05/11/2013, 10:16 WIB
Deliusno

Penulis

KOMPAS.com — BlackBerry mengumumkan berbagai keputusan penting pada Senin (14/11/2013) pagi waktu Kanada. BlackBerry memutuskan untuk membatalkan niatnya untuk menjual perusahaan, menerima dana investasi sebesar 1 milliar dollar AS dari perusahaan lain, dan salah satu yang terpenting, mengganti pemimpin perusahaan.

Ya, BlackBerry akhirnya mengganti Thorsten Heins, CEO yang telah memimpin perusahaan asal Kanada ini selama hampir dua tahun lamanya. BlackBerry pun memutuskan untuk mengganti Heins dengan mantan pemimpin perusahaan Sybase, John Chen.

Mulai November 2013, Chen akan menjabat sebagai CEO sementara dan juga salah satu Chairman BlackBerry. Sambil mencari CEO baru, Chen bakal bertanggung jawab menentukan arah, hubungan, dan tujuan strategis BlackBerry.

Pertanyaan besarnya, siapakah sebenarnya John Chen?

Chen ternyata bukanlah orang asing di dunia TI Amerika Serikat. Ia merupakan salah seorang eksekutif senior di Silicon Valley dan masuk ke jajaran petinggi di Fortune 500. Ia juga merupakan salah satu kunci penyelamat Sybase di masa sulitnya.

Chen kecil sempat bersekolah di Northfield Mount Hermon School. Selesai masa sekolah, ia melanjutkan jenjang pendidikannya ke salah satu universitas terkenal di Amerika Serikat, Brown University dan mendapatkan gelar elektro pada tahun 1978. Setahun sesudahnya, Chen mendapatkan gelar master dari universitas California Institute of Technology.

Karier Chen di dunia TI sangatlah mengesankan. Awalnya, seperti dikutip dari The Globe and Mail, Chen bergabung ke sebuah perusahaan bernama Unisify sebagai Design Engineer, sebelum akhirnya diangkat menjadi Vice President di perusahaan ini juga.

Pada tahun 1991, pria berumur 58 tahun ini memutuskan untuk pindah ke Pyramid Technology. Di perusahaan ini, ia menjabat sebagai Executive Vice President, kemudian diangkat menjadi President, Chief Operating Officer, dan Director di perusahaan ini pada tahun 1993.

Di tahun 1995, Chen kembali berpindah perusahaan. Kali ini, Chen memilih perusahaan TI lainnya, Siemens Nixdorf, sebagai Vice President. Kemudian, ia dipromosikan menjadi President dan CEO Siemens Nixdorf Open Enterprise Computing Division di tahun 1996.

Chen kembali "melompat" ke perusahaan lain, Sybase, pada tahun 1997. Di awal kariernya di perusahaan layanan sistem database ini, Chen langsung ditempatkan sebagai COO dan akhirnya menjadi CEO dan President pada satu tahun sesudahnya.

Kemampuan anak pengungsi dari Hongkong ini benar-benar diuji di Sybase. Chen, sebagai pemimpin perusahaan, harus berpikir keras untuk membawa Syabase yang sedang dalam masa kritis. Pada saat itu, Sybase telah mengalami kerugian selama empat tahun berturut-turut.

Dengan bakat dan kemampuannya, pria kelahiran 1 Juli 1955 ini mampu mengeluarkan Sybase dari masa krisis, dari merugi menjadi untung ratusan juta dollar AS, hanya dalam waktu satu dekade saja. Chen juga berhasil meningkatkan nilai kapitalisasi perusahaan dari 362 juta dollar menjadi 5,8 milliar dollar AS.

Pada tahun 2010, Sybase akhirnya dibeli oleh salah satu perusahaan raksasa TI, SAP. Awalnya, Chen memutuskan untuk bertahan di SAP. Namun, ia memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut pada awal tahun 2012 karena tidak juga mendapatkan posisi senior.

Tahun 2012, Chen bergabung dengan perusahaan ekuitas swasta Silver Lake sebagai penasihat senior.

Hingga saat ini, Chen masih tercatat sebagai salah satu petinggi di Wells Fargo & Company dan juga Walt Disney.

Dengan segudang pengalaman yang dimilikinya tersebut, akankah Chen menjawab tantangan untuk menyelamatkan BlackBerry, seperti yang dilakukannya terhadap Sybase? Kita tunggu saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com