Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fan Page Gerakan Hijab Singapura Hilang Mendadak

Kompas.com - 15/11/2013, 11:37 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com — Sebuah laman fan page di Facebook, Singapore Hijab Movement, diketahui hilang secara misterius dari media sosial tersebut, Kamis (14/11/2013). Alasan hilangnya laman dengan lebih dari 26.000 fans terkumpul dalam hitungan pekan itu tak diketahui.

Fan page pengganti dibuat pada Jumat (15/11/2013). Belum sampai tengah hari, sudah lebih dari 4.000 "like" didapat akun baru ini.

Fan page tersebut dibuat untuk mendesak Pemerintah Singapura melonggarkan aturan atas pelarangan penggunaan jilbab bagi perempuan yang bekerja di sektor publik negara itu. Sebelum laman tersebut hilang, ada indikasi gerakan akan meraup lebih banyak dukungan.

Sebuah cache di Google menunjukkan laman yang terhapus telah mengunggah tulisan tentang hak perempuan dan isu jilbab sepanjang pekan ini. Posting tersebut juga menyebar dengan ratusan kali tombol "share" diklik di Facebook.

Jumlah orang yang "berbicara tentang" laman tersebut bahkan melampaui jumlah "like" yang terhimpun. Pembicaraan terkait laman itu menjadi indikasi bahwa anggota laman aktif melakukan advokasi terkait isu yang diangkat.

Sejauh ini, belum ada perubahan sikap Pemerintah Singapura atas isu jilbab. Deputi Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean mengatakan, pemerintah berkewajiban menjaga harmoni sosial meskipun memahami aspirasi masyarakat, seperti dikutip dari The Straits Times.

Kepada The Straits Times, Hean mengatakan, "Setiap komunitas ketika mendesak (sebuah isu) untuk concern-nya sendiri harus mengingat bagaimana pengaruhnya terhadap komunitas lain dan bagaimana orang lain akan melihatnya."

Izin pemakaian jilbab jadi masalah?

Perdebatan soal isu jilbab sudah berlangsung lama di Singapura. Pada September 2013, misalnya, seorang peserta forum bertanya mengapa perawat Singapura tak diizinkan mengenakan jilbab.

Larangan mengenakan jilbab juga berlaku untuk perempuan Muslim yang menjadi polisi atau tentara. Sementara lelaki sikh yang bekerja di layanan publik Singapura diizinkan mengenakan turban bersama dengan pakaian seragam mereka.

Yaacob Ibrahim, Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura, mengatakan, memberikan izin perempuan Singapura yang bekerja di layanan publik mengenakan jilbab akan sangat bermasalah. Dia meminta komunitas Melayu Muslim yang merupakan 15 persen populasi di Singapura untuk bersabar.

Asosiasi mahasiswa Muslim di Singapura juga sudah angkat bicara tentang masalah ini. Mereka menegaskan izin pemakaian jilbab bagi perempuan Muslim yang bekerja di sektor publik tak akan memengaruhi kerukunan beragama di Singapura.

"Ada banyak bukti dalam masyarakat maju lain menunjukkan bahwa membiarkan anak perempuan Muslim mengenakan tudung (Editor: tudung dan hijab adalah sama) tidak memengaruhi integrasi dan kekompakan sosial. Dan, dalam kasus perawat, yang mengenakan jilbab di negara-negara Barat ( ... ) mereka dapat melakukan tugasnya secara profesional.."

Saat Tech Asia meminta konfirmasi dari administrator Facebook, sebuah laman fan page baru sudah muncul kembali di Facebook. Menggunakan nama yang sama, tetapi latar gambar yang berbeda, dan angka "likes" yang jauh lebih kecil daripada sebelum hilangnya laman lama.

Berikut tampilan baru laman itu.

Facebook.com Sebuah laman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com